Kamis 18 Dec 2014 18:20 WIB

Alasan Menteri Rini Kurang Kuat, PDIP Tolak Penjualan Gedung BUMN

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Bayu Hermawan
 Seorang pria melintasi halaman Gedung BUMN di Jakarta, Rabu (17/12).  (Antara/Wahyu Putro)
Seorang pria melintasi halaman Gedung BUMN di Jakarta, Rabu (17/12). (Antara/Wahyu Putro)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP, Hendrawan Supratikno mengatakan partainya akan menolak rencana Menteri BUMN, Rini Soemarno menjual gedung Kementerian BUMN. Inefisiensi di gedung tersebut bukan alasan bagi Rini menjual aset strategis negara.

"PDIP secara resmi tidak setuju selama tidak ada argumentasi kuat. Kalau hanya menjual nenek saya juga bisa menjual," seloroh Hendrawan saat dihubungi Republika, Kamis (18/12).

Hendrawan melihat keinginan menjual gedung Kementerian BUMN baru sebatas wacana. Tujuannya agar jajaran BUMN lebih memperhatikan aspek efisiensi dan profesionalisme.  "Itu baru wacana," ucapnya.

Kalaupun rencana menjual itu benar, prosesnya tidak akan mudah. Sebab, kata Hendrawan, penjualan aset negara di atas Rp 100 miliar mesti mendapat persetujuan DPR.

"Kalau aset di bawah Rp 10 miliar cukup menteri keuangan. Kalau nilainya Rp 10 miliar sampai 100 miliar itu cukup presiden," jelasnya.

Hendrawan mengatakan BUMN termasuk instrumen negara untuk hadir di tengah masyarakat. Perlakuan terhadap BUMN tidak bisa dilakukan sembarangan. Perlu mengacu pada konstitusi dan undang-undang.

"Jadi perlu mengambil kebijakan membaca kembali konstitusi, nawacita, dan Trisakti Bung Karno," kata Hendrawan.

Ia menyarankan Rini untuk memanfaatkan sejumlah lantai kosong di gedung Kementerian BUMN. Rini misalnya bisa menyewakan lantai-lantai tersebut kepada pihak swasta atau memberikannya kepada instansi pemerintah dan BUMN yang membutuhkan kantor kerja.

Sebelumnya Rini mengeluhkan inefisiensi di kantornya. Menurutnya gedung Kementerian BUMN terlalu besar untuk pegawai yang hanya berjumlah ratusan. Ketimbang boros biaya operasional, Rini berencana menjual kantornya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement