REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan SAR Nasional (Basarnas) saat ini sedang melanjutkan pencairan pesawat Air Asia dengan fokus pada sinyal pesawat saat kehilangan kontak dengan menara pemantau. "Pencairan saat ini sedang berjalan kembali dan fokus pada sinyal dari pesawat untuk menentukan titik lokasi hilangnya pesawat," kata Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Henry Bambang Sulistyo, di Bandara Soekarno - Hatta, Jakarta, Senin.
Ia juga menegaskan pihaknya telah menerjunkan kekuatan maksimal untuk pencairan pesawat Air Asia dengan lokasi pencairan pun masih di pusatkan pada titik hilangnya kontak pesawat dengan menara pemantau. "Titik lokasi masih di sekitar hilangnya kontak pesawat air asia dengan menara pemantau," ujarnya.
Ia pun meminta kepada keluarga korban untuk tidak percaya pada informasi yang beredar sebelum adanya keterangan resmi dari Basarnas. "Jangan terpengaruh terhadap informasi yang beredar dan simpang siur kebenarannya, sebab informasi yang benar berasal dari Basarnas," ujarnya.
Perlu diketahui, pesawat AirAsia QZ 8501 dengan rute Surabaya-Singapura dilaporkan hilang kontak setelah tinggal landas dari Bandara Juanda menuju ke Bandara Changi Singapura, Ahad (28/12). Pesawat yang tinggal landas sekitar pukul 05.36 WIB hilang kontak dan tidak bisa dimonitor lagi. AirAsia membawa 155 penumpang yang terdiri atas 130 orang dewasa, 24 anak, dan satu bayi. Pesawat dikemudikan oleh kapten Iriyanto dengan membawa enam awak kabin.
Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan memperkirakan pesawat Air Asia kehilangan kontak di wilayah Tanjung Pandan dan Belitung. General Manager Angkasa Pura 1 Trikora Harjo mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak maskapai untuk menyediakan penginapan kepada keluarga penumpang pesawat tersebut.