Senin 05 Jan 2015 11:44 WIB

Usai Pemberitaan Mereda, Keluarga Korban Air Asia QZ8501 Perlu Diterapi

Keluarga korban pesawat Air Asia kode penerbangan QZ8501.
Foto: Getty
Keluarga korban pesawat Air Asia kode penerbangan QZ8501.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Kondisi psikologis keluarga korban jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 perlu mendapat perhatian ekstra dengan menyediakan layanan post traumatic dalam bentuk pendampingan.

"Keluarga korban tentu mengalami goncangan jiwa dan psikis yang cukup mendalam dengan kehilangan orang-orang tercinta," ujar psikolog Universitas Indonesia Zora Sukabdi yang dilansir dari situs dmi.or.id, Senin (5/1).

Layanan itu, lanjut Zora, dilakukan setelah media berhenti meliput semua pemberitaan, dan lingkungan sekitarnya sudah tidak membicarakan tragedi tersebut.

"Pada saat itulah, maskapai perlu menyediakan layanan jasa konseling atau terapi psikologi. Selain itu juga perlu adanya pihak independen untuk mengevaluasi pendampingan tersebut oleh maskapai secara berkala agar tidak melanggar etik-etik yang ada," papar Zora.

Ia menambahkan, adanya layanan dan pendampingan tersebut dibutuhkan untuk membantu memulihkan psikis dan mental keluarga korban akibat kejadian kehilangan orang-orang yang dicintainya tersebut.

Zora juga menyarankan agar keluarga dan orangtua korban perlu membicarakan hal-hal positif tentang kepergian anggota keluarganya tersebut, sesuai dengan kepercayaanagama masing-masing.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement