REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Elpiji tabung 12 kg mulai sepi pembeli pascakenaikan harga pada Jumat (2/1). Hal tersebut dirasakan oleh sejumlah agen elpiji di Kota Bogor.
Ade, pengecer elpiji di Harjasari, Bogor Selatan, mengatakan, naiknya harga elpiji 12 kg membuat permintaan dari pelanggan semakin menurun. Kenaikan harga yang cukup signifikan, kata ade, disinyalir menjadi penyebab sepinya pembeli. “Sekarang harganya mencapai Rp 150.000 per tabung,” jelasnya, Selasa (6/1).
Ade mengaku, ia banyak diprotes oleh pelanggan-pelanggannya yang mayoritas adalah pengusaha rumah makan dan kuliner. Namun, Ade tidak dapat berbuat apa-apa karena harga tersebut telah ditetapkan oleh Pertamina. “Pembeli minta harga lama, tapi tidak bisa karena harga sudah resmi naik,” ungkap Ade.
Ia menambahkan, ada kemungkinan pelanggan elpiji 12 kg beralih ke elpiji 3 kg. Menurut Ade, hanya pengusaha rumah-rumah makan besar yang masih bertahan menggunakan elpiji 12 kg.
Sama halnya dengan Otoh, pengecer elpiji di Kertamaya, Bogor Selatan. Ia mengaku hanya mengambil elpiji 12 kg di agen langganannya jika ada pemesanan dari pembeli.
“Cuma menyediakan stok elpiji 3 kg karena jarang-jarang ada yang beli elpiji 12 kg, kalau ada yang pesan saja,” kata Otoh.
Sebelumnya Otoh menyediakan elpiji 12 kg dengan harga Rp 130.000 ribu per tabung. Pasca kenaikan tahun ini, ia menjual elpiji kepada pemesan seharga Rp 150.000.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan tarif elpiji 12 kg sebesar Rp 1.500 per kg pada Jumat (2/1). Alasan Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg dikarenakan terjadi kerugian dalam penjualan tabung nonsubsidi.