REPUBLIKA.CO.ID, KOBANE -- Pasukan Kurdi telah merebut kembali wilayah Kobane dari ISIS. Saat ini 80 persen dari wilayah perbatasan masih dikuasai ISIS. Unit perlindungan Rakyat (YPG) telah melawan ISIS selama empat bulan.
YPG bertanggung jawab untuk mengontrol penuh keamanan wilayah. Kelompok yang selama ini berbasis di Inggris mengatakan para pejuang Kurdi telah menguasai Kobane setelah terjadi bentroka sengit sejak Ahad malam (4/1).
Koalisi yang dipimpin Amerika Serikat telah menembakkan bom dekat utara Kobane. Mereka menargetkan pasukan ISIS yang telah memulai peperangan untuk merebut kota yang berbatasan dengan Turki.
ISIS mulai menyerang Kobane sejak September lalu. Kemudian mereka menduduki kota dan dikenal dengan Ain al-Arab. Pejuang Kurdi yang didukung oleh serangan udara mampu merebut kembali wilayah tersebut secara bertahap. Lokasi ini sangat strategis sebagai wilayah perbatasan dan menjadi sumber minyak.
Dilansir Al-arabiya, Selasa (6/1) Amerika Serikat dan pesawat koalisi menargetkan pipa minyak mentah dan depot yang dikuasai ISIS. Ini dilakukan untuk menghentikan mereka menyelundupkan minyak.
Menurut militer AS sejumlah jet tempur sekutu dan pengebom melakukan 14 serangan udara di dekat kota Timur Deir al Zour sejak Ahad pagi. Serangan tersebut diantaranya enam serangan di lima tempat depot minyak mentah, pipa, kendaraan lapis baja dan kontainer.
Koalisi internasional telah berupaya untuk mengacaukan pasokan minyak mentak ISIS. Pihaknya berulang kali menargetkan kilang minyak, truk tanki minyak dan berbagai depot darurat di Suriah. ISIS mendapatkan biaya perang dari penjualan minyak ilegal.
Mereka menawarkan minyak dengan harga murah jauh di bawah harga pasar. Kelompok ini juga mengandalkan uang tebusan dan penyelundupan barang antik serta pemerasan di berbagai wilayah.