REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) akan menggelar Kongres di awal tahun 2015. Dalam kongres akan memilih ketua umum (ketum) periode 2015/2019. Dalam pemilihan ketum PAN yang baru ini, pendiri partai berharap proses pemilihan berjalan lancar tanpa ada gesekan horizontal.
Kader muda PAN, Yandri Susanto mengatakan para pendiri PAN telah berkumpul Selasa (6/1) kemarin. Dalam pertemuan dengan DPW PAN se-Indonesia ini, pendiri PAN, Amien Rais menyarankan proses pemilihan ketum PAN dilakukan secara musyawarah mufakat.
"Pak Amien dan pendiri PAN yang lain menyarankan untuk musyawarah mufakat, aklamasi itu tidak haram," katanya di Jakarta, Rabu (7/1).
Yandri menambahkan saat ini seluruh kader PAN sedang mengupayakan untuk mencapai musyawarah mufakat itu. Dengan adanya musyawarah mufakat ini, imbuh Yandri, menurut pendiri jauh lebih baik dibanding kalau ada pemilihan dengan sistem lain.
"Untuk silaturahmi dengan kader di bawah juga lebih bagus," ujarnya.
Hingga saat ini, ada 3 nama yang mencuat menjadi kandidat calon ketum yang baru. Selain nama ketum saat ini, Hatta Radjasa, nama Zulkifli Hasan dan Drajad Wibowo disebut sebagai 3 kandidat terkuat untuk memimpin partai berlambang matahari ini.
Dari 3 nama yang muncul ini, 2 nama Hatta Radjasa dan Zulkifli Hasan dinilai sebagai kandidat paling cocok menjadi ketum PAN. Namun, sudah menjadi tradisi PAN, ketum hanya dijabat 1 kali periode oleh satu orang. Kader muda PAN, Yandri Susanto mengatakan, tradisi ini sudah ada sejak PAN berdiri.
Yandri juga berharap di kongres kali ini kader PAN tetap memertahankan tradisi ini. Dengan tradisi ini, maka semakin memuluskan langkah Zulkifli Hasan untuk duduk sebagai orang nomor satu di PAN.