REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pengamat Lingkungan dari Universitas Indonesia (UI), Firdaus Ali berpendapat, secara topografi, Kota Depok tidak mungkin dilanda banjir. Sebab, Depok berada di pertengahan antara hulu dan hilir sungai.
Posisi yang berada di tengah inilah memungkinkan Depok sebagai wilayah penahan dan resapan air. Jika Depok banjir, maka kesalahan ada di sikap manusia selama ini.
Firdaus Ali mengatakan, tidak ada yang bisa menentang kehendak alam yang hadir sebagai penyeimbang. Ketika alam dirusak dan manusia tak turut berkontribusi dalam keseimbangan, kata dia, jangan heran jika alam murka.
Kota Depok seperti yang ditegaskan Firdaus Ali merupakan daerah penampung air. Letaknya yang lebih tinggi daripada Jakarta membuat Kota Depok terbebas dari banjir. "Meskipun Ciliwung siaga satu, harusnya Depok tidak banjir. Logikanya posisi tengah antara hulu dan hilir malah berperan sebagai penahan," ujar Firdaus saat dihubungi ROL, Kamis (8/1)
Banjir yang kerap melanda Depok menurutnya karena pembangunan besar-besaran yang tak sesuai dengan pola hidrologi. Banyak bangunan yang tak memiliki acuan sistem hidrologi yang jelas, sistem drainase yang salah sampai pada prilaku manusia yang masih saja tinggal di daerah sepadan sungai. "Harusnya pemerintah bisa melihat ini lebih jeli, bukan malah merusak keseimbangan alam," tegas Firdaus.