REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Sebanyak dua kampong di kecamatan Ciwideuy, kabupaten Bandung terancam longsor. Hal tersebut terlihat dari adanya retakan tanah yang cukup panjang serta memiliki kedalaman lebih dari satu meter.
Bahkan, satu rumah telah roboh dan enam rumah lainnya rusak parah. Pergeseran tanah terjadi di dua kampung yakni Kampung Legokkiara dan Kampung Babakan. Akibat pergerakan tanah tersebut, warga yang rumahnya terancam terpaksa harus mengungsi di tenda.
Nanang (48 tahun), Seorang warga Kampung Legokkiara, RT 4/8 mengatakan, kejadian pergeseran tanah terjadi dua minggu lalu. Hal tersebut membuat tanah di halaman rumahnya telah ambles sekitar 30 sentimeter.
‘’Rumah sudah tidak bisa ditempati. Waktu kejadian kaca di rumah pecah semua. Halaman rumah yang asalnya rata sekarang malah ambles,’’ kata Nanang, saat ditemui dirumahnya, Jumat (9/1).
Akibatnya, Nanang bersama istri dan dua orang anaknya harus mengungsi di tenda yang telah disediakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Dia mengaku tidak ingin kembali ke rumah sebab takut terjadi longsoran.
Pergeseran tanah tersebut, kata dia, bisa dirasakan meskipun tidak terlalu besar. Pondasi rumah panggung milik Nanang sudah hancur karena rentannya kondisi tanah. Bukan hanya Nanang, Kondisi serupa juga dirasakan Iyan Hernawati (33 tahun) yang juga warga legok kiara.
Sudah 13 hari Iyan harus tidur di tenda pengungsian karena suatu saat bisa saja terjadi longsor diwilayah tersebut. Karena itu, Iyan hanya berharap pemerintah bisa segera melakukan relokasi. ‘’Daripada ada korban nyawa lebih baik pindah saja. Sudah tidak aman. Saya lebih memilih diam di pengungsian daripada di rumah. Lantai di rumah sudah retak-retak,’’ kata Iyan.