REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko "menjemput" Flight Data Recorder (FDR) bersama Ketua Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi ke KRI Banda Aceh.
Sesaat setelah tiba di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimatan Tengah (Kalteng), Senin (12/1), Moeldoko langsung menaiki helikopter untuk menuju KRI Banda Aceh di mana FDR ditempatkan.
Berdasarkan informasi dari Tim KNKT di Lanud Iskandar, kotak hitam atau FDR diangkat tim SAR gabungan penyelam ke KN Jadayat dan dipindahkan ke KRI Banda Aceh untuk dibawa dengan helikopter ke Lanud Iskandar dan diterbangkan ke Jakarta.
Sebelumnya, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) F. Henry Bambang Soelistyo mengatakan bagian dari kotak hitam yang disebut FDR pada pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 berhasil ditemukan pada Senin, pukul 07.11 WIB.
Soelistyo mengatakan tim penyelam TNI Angkatan Laut yang terdiri atas Kapten Syaiful, Pelda Bambang, Serda Rajab, dan Kopda Edi Susilo menemukan FDR tersebut.
Menurut informasi yang diperoleh Basarnas dari ketua KNKT, kata dia, pada FDR itu tertulis nomor bagian PN-2100-4043-02 dan nomor seri SN-000556583.
Ia mengatakan tim masih mencari bagian kotak hitam yang lain yang disebut Cockpit Voice Recorder (CVR) di area pencarian I sampai IV, dan area prioritas tambahan II di perairan Selat Karimata.
"Yang masih diupayakan dicari yaitu Cockpit Voice Recorder, dan tentu saja korban pesawat AirAsia QZ8501," katanya.
Sebelumnya telah diberitakan, Kapal Baruna Jaya I berhasil menangkap sinyal "ping" yang diduga berasal dari Emergency Locater Transmitter (ELT) pesawat AirAsia QZ 8501 di Selat Karimata.
"Kemudian melaporkannya berdasarkan hasil survei, yakni pada posisi 3 derajat 37 menit 20.7 detik Lintang Selatan (LS) dan 109 derajat 42 menit 43 detik Bujur Timur (BT)," kata Geodetic Specialist Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Imam Mudita.
Dia mengatakan sinyal "ping" yang diduga dari ELT pesawat AirAsia QZ8501 ditangkap oleh "pinger locator" Tim Baruna Jaya BPPT.
"Hasil survei Baruna Jaya I kita mendapatkan pada posisi 3 derajat 37 menit 20.7 detik Lintang Selatan dan 109 derajat 42 menit 43 detik Bujur Timur," katanya.
Ia mengatakan pendeteksian awal sebelumnya dilakukan oleh Kapal Java Imperia yang kemudian diverifikasi lebih lanjut oleh Kapal Baruna Jaya I.
"Dari situ kami yakin positif posisi itu akurat," katanya.
Ia mengakui ada perbedaan lokasi sekitar 20 meter antara "pinger locator" dari dua kapal tersebut. Kapal Java Imperia di bawah Koordinasi Baruna Jaya I menangkap "ping" pada posisi 3 derajat 37 menit 21.1 detik Lintang Selatan dan 109 derajat 42 menit 42.45 detik Bujur Timur.
"Kedua lokasi hasil survei itu kami nilai wajar dan kami sudah informasikan kepada KNKT untuk ditindaklanjuti. Selanjutnya dilaksanakan penyelaman dari Tim KRI Banda Aceh," ujar dia.