Rabu 14 Jan 2015 14:38 WIB

Puluhan Ternak di Ungaran Mati Misterius

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indah Wulandari
Peternakan Sapi (Ilustrasi)
Foto: Antarafoto
Peternakan Sapi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN—Puluhan ekor kambing di wilayah perkebunan cengkeh Zanzibar, Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat mati misterius.

 

Dalam sepekan terakhir, sedikitnya 31 ekor kambing, baik yang digembalakan maupun di dalam kandang ditemukan mati dengan luka gigitan binatang buas di bagian leher.

 

Ditengarai ternak milik pekerja perkebunan ini diserang oleh kelompok anjing liar yang sering terlihat di areal perkebunan ini.

 

“Dilihat dari jejak yang ditinggalkan, binatang penyerang tersebut anjing,” jelas Andi Tajudin (35), karyawan PT Cengkeh Zanzibar kebun Kalisidi, Rabu (14/1).

 

Menurutnya, serangan anjing liar di kawasan perkebunan ini kali pertama diketahui  pada Selasa (6/1) pagi, pekan kemarin.

 

Awalnya, sebanyak 12 ekor kambing yang digembalakan Paiman ditemukan mati dengan kondisi masing- masing leher terkoyak gigitan binatang buas.

 

Pada Ahad (11/1), serangan kembali terjadi. Saat itu tujuh ekor kambing milik Mistar ditemukan mati, dengan badan utuh dan leher terkoyak gigitan binatang buas.

 

Sedangkan pada Selasa (13/1) pagi, serangan dialami kambing gaduhan yang dipelihara Poniran. Sedikitnya 12 ekor kambing mati juga dengan leher yang terkoyak.

 

Andi menambahkan, atas serangkaian kejadian ini warga menduga akibat serangan binatang buas dari lereng Gunung Ungaran.

 

Karena di kawasan hutan yang berbatasan dengan perkebunan cengkeh ini masih menjadi habitat macan tutul dan macan kumbang.

 

“Hanya saja, anjing- anjing ini hidup liar di kawasan perkebunan cengkeh. Saya sendiri pernah memergoki empat ekor anjing ,” tambah Andi.

 

Hal ini diamini oleh Poniran. Beberapa kambing yang dipeliharanya diserang di dalam kandang dilakukan saat fajar. “Saat diserang, hampir tak terdengar suara gaduh di kandang atau hal- hal yang mencurigakan,” jelasnya.

 

Meski begitu, lanjut Andi, untuk melacak keberadaan satwa penyerang ini sulit. Karena selalu berpindah- pindah, meski  masih di kawasan perkebunan.

 

Untuk mengantisipasi, warga bersama kemanan perkebunan telah memasang jebakan dan memancing dengan memberikan umpan.

 

Namun kawanan anjing liar ini sulit diprediksi keberadaannya. “Satu- satunya upaya yang saat ini dilakukan adalah meningkatkan patroli dengan senapan angin,” tambahnya.

 

Kepala Desa Kalisidi, Dimas Prayitno Putra sudah mendapatkan laporan terkait hal ini. Sebagai langkah antisipasi pihak desa telah berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Semarang.

“Kami juga berkoordinasi dengan aparat Brimob di perkebunan untuk bersama- sama mencari keberadaan kawanan anjing tersebut,” jelas Dimas.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement