Rabu 14 Jan 2015 18:53 WIB

Pengamat: Politik Fitnah Biasa di Republik ini

Rep: C89/ Red: Bayu Hermawan
Ketua KPK Abraham Samad dan Putri Indonesia 2014, Elvira Devinamira sedang berfoto bersama
Foto: Foto pribadi dari akun Instagram Elvira
Ketua KPK Abraham Samad dan Putri Indonesia 2014, Elvira Devinamira sedang berfoto bersama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Indonesia, Boni Hargens menilai beredarnya foto mesrah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad dengan wanita yang diduga Elvira Devinamira, adalah sebuah tindakan fitnah.

Boni mengatakan, politik fitnah bukanlah hal baru di negara ini. Bahkan menurutnya, hal tersebut sudah menjadi seperti tradisi. "Politik fitnah itu biasa di republik ini. Lagu lama yang tak pernah bosan dimainkan oleh para pecundang," ujarnya lewat pesan singkat kepada wartawan, Rabu (14/1).

Ia menilai, apa yang dilakukan oleh pimpinan KPK tersebut dalam menetapkan calon kapolri Komjen Pol Budi Gunawan sebagai tersangka adalah sebuah langkah besar. Menurutnya ini adalah sebuah contoh revolusi mental yang paling mendalam.

"Dia (Samad) menetapkan calon tunggal kapolri Budi Gunawan sebagai tersangka persis ketika semua mata melihat padanya. Ini keberanian yang berisiko tinggi," katanya.

Boni melanjutkan, beredarnya foto Abraham Samad dengan peraih penghargaan Puteri Indonesia 2014, Elvira Devinamira Puteri besar kemungkinan besar adalah fitnah. Dia menilai tindakan itu bisa merusak pribadi dan institusi KPK.

"Mudah-mudahan publik tidak terkecoh dengan permainan seperti ini," ucapnya.

Boni mengharapkan semua pihak harus terus memperkuat KPK. Karena menurutnya tidak ada lagi agensi negara yang punya kredibilitas baik dalam penegakan hukum selain KPK.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement