REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Frans Bapa Tokan MA mengatakan pelolosan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri oleh DPR sarat permainan politik. Menurutnya, DPR sengaja menyandera Presiden Joko Widodo.
"Hal itu dilakukan untuk memberikan citra buruk terhadap Presiden usungan PDI Perjuangan, NasDem, Hanura, PKB dan PKP Indonesia itu," katanya, Kamis (15/1).
Ia berharap Jokowi tak terjebak dengan permainan DPR. Caranya dengan segera menunjuk calon kapolri baru.
Selain mempermainkan Jokowi, ia juga menilai ada niat terselubung dari DPR dengan meloloskan Budi Gunawan. DPR, lanjutnya, membuat payung untuk melindungi anggota-anggota dewan yang diduga korupsi dan melakukan pelanggaran pidana.
"Saya kira kita semua tahu bahwa hampir semua kader di partai politik yang ada di Indonesia dalam dugaan berpotensi besar telah melakukan sejumlah pelanggaran hukum dan kejahatan, dan karena itu butuh perlindungan agar tidak dihukum. Nah kondisi saat inilah yang dijadikan momentum emas," katanya.
Alumni FISIP UGM Jogjakarta ini meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk lebih melihat kondisi dan kepentingan bangsa yang lebih besar, ketimbang memilih 'upaya pkasa' partai-partai dari hasil penetapan calon Kapolri yang sudah dilakukan secara aklamasi di Komisi III tersebut.