Jumat 16 Jan 2015 15:28 WIB

Jelang Eksekusi, Rani dan Ayahnya Tegar

Rep: eko widiyatno/ Red: Taufik Rachman
hukuman mati (ilustrasi)
hukuman mati (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,CILACAP -- Rani Andriani alias Melissa Aprilia (39), terpidana mati yang akan dieksekusi regu tembak Ahad (18/1), disebutkan telah mampu bersikap tegar dan pasrah. Bahkan ayahnya, yang sejak Rani dipindahkan dari LP Wanita Tangerang ke di LP Besi Nusakambangan, Rabu (14/1), juga dinilai sudah mampu bersikap sama.

''Baik Rani maupun ayahnya, sepertinya sudah bisa menerima apa pun nasib yang akan mereka alami. Keduanya menyatakan sudah pasarh. Bahkan pada saya, Rani mengaku sudah siap menghadapi eksekusi,'' jelas Hasan Makarim, pendamping rohani yang mendampingi Rani menjelang saat eksekusi, Jumat (16/1) siang.

Hasan Makarim yang juga merupakan Ketua MUI Cilacap tersebut, ditemui wartawan di dermaga Wijayapura Cilacap, saat hendak menyeberang ke Nusakambangan. ''Ini saya mau menyeberang,'' kata Hasan.

Dia menyebutkan, Rani saat ini ditempatkan di LP Besi. Di LP tersebut, Rani menempati ruangan berukuran 5x7 meter, bersama dengan ayahnya. Sedangkan empat terpidana lain yang juga akan dieksekusi mati, ditempatkan di satu ruangan terpisah.

''Ruangan yang ditempati Rani, saya kira cukup layak. Di ruangan itu, ada kamar mandi di dalam. Jadi Rani tidak perlu ke luar ruangan, jika hendak mandi atau keperluan lain,'' jelasnya.

Namun demikian Hasan menyebutkan, tidak ada fasilitas lain di ruangan yang ditempati Rani. ''Tidak ada AC, Kulkas atau TV di ruangan yang ditempati Rani. Hanya ada tempat tidur, yang digunakan Rani dan ayahnya,'' jelas Hasan.

Dia juga menyebutkan, menjelang pelaksanaan eksekusi ini, Rani setiap hari melakukan puasa. Ayahnya juga demikian. Rani mengaku melakukan puasa sejak mendapat informasi bahwa grasinya telah ditolak Presiden.

''Setelah mendapat informasi itu, Rani langsung berpuasa. Bukan aksi mogok makan. Tapi memang puasa biasa dimana pada subuh melakukan sahur, dan maghrib berbuka puasa,'' jelasnya.

Rencananya, Rani akan berpuasa selama 40 hari. Tapi soal apakah pada saat pelaksanaan eksekusi Ahad (18/1), Rani sudah genap melaksanakan puasa selama 40 hari, Hasan mengaku tidak tahu.

''Tapi Rani mengaku puasanya yang 40 hari memang sudah hampir selesai. Dalam kunjungan hari ini, saya juga sudah niatkan untuk mendapingi Rani saat berbuka puasa,'' jelasnya.

Dia juga menyebutkan, sebagai permintaan terakhirnya, Rani meminta agar kelak dimakamkan di samping makam ibunya di Cianjur. Hal itu juga sudah disampaikan pada pihak kejaksaan, sebagai wakil pemerintah yang bertanggung jawab melaksanakan eksekusi.

Sementara mengenai kondisi terpidana mati yang lain, Namaona Denis, Hasan menyebutkan, kalau dilihat dari kondisi fisik dan mentalnya, kelihatannya yang bersangkutan juga sudah siap menghadapi eksekusi.

''Namun saya belum bisa melakukan komunikasi intensif dengan yang bersangkutan. Mudah-mudahan hari ini, saya bisa lebih banyak mengobrol dengan yang bersangkutan,'' katanya.

Hasan mengaku, dalam rencana pelaksanaan eksekusi kali ini, dia hanya mendampingi dua terpidana yang terdiri dari Rani dan Denis. Hal ini karena hanya dua orang itu yang beragama Islam. Sedangkan tiga orang lainnya, didampingi oleh rohaniawan agama lain, karana dua orang beragama Katolik dan yang seorang beragama Budha.    

Saat ini, dari enam terpidana yang akan dieksekusi bersama-sama pada Ahad (16/1), lima orang diantaranya sudah berada di LP Besi Nusakambangan. Hal ini karena eksekusi terhadap kelima orang itu akan dilaksanakan di pulau tersebut. Sedangkan yang seorang, dikabarkan akan dieksekusi di Boyolali.

Kelima orang terpidana di LP Besi tersebut, selain Rani Andriani dan Namaona Denis, terdiri dari Ang Kim Soei alias Kim Ho alias Ance Thahir alias Tommi Wijaya (62) yang merupakan warga negara Belanda, MArcho Archer Cardoso Moreira (53) yang merupakan warga negara Brazil, dan Daniel Enemuo alias Diarsaouba (38) yang merupakan warga negara Nigeria.

Sedangkan Denis merupakan warga negara Malawi, dan Rani merupakan warga negara Indonesia, yang merupakan perempuan kelahiran Cianjur 26 September 1975.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement