Selasa 27 Jan 2015 15:47 WIB

Jabar akan Bangun Museum KAA Bertaraf Internasional

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Julkifli Marbun
Museum Konferensi Asia Afrika
Museum Konferensi Asia Afrika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar, mewacanakan akan membangun museum Konferensi Asia Afrika (KAA)  menjadi museum bertaraf internasional layaknya museum Madame Tussaud di Perancis. Pembangunan  tersebut, sangat penting agar bisa dijadikan sebagai salah satu objek daya tarik Kota Bandung, sebagai kota  keeempat di Indonesia  yang paling menarik.

"Nantinya ada icon baru yang berskala internasional. Saya kira itu penting, bayangkan saja di convension itu dibikin musem seperti Madame Tussauds di Perancis. Sehingga Indonesia besar dimata dunia," ujar Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar,  saat pertemuan dengan Sekjen Kemenlu RI di Gedung Sate, Selasa (27/1).

 

Menurut Deddy, dari sisi sarana dan sarana sendiri sudah memadai. Misalnya, masalah perparkiran bisa diantisipasi dengan menggunakan perparkiran di sekitar mall Palaguna yang akan dibangun dan di sekitar alun alun. Konferensi Asia Afrika, merupakan hal yang sangat penting. Apalagi, disana ada pertemuan tingkat tinggi yang melibatkan para kepala negara dari berbagai penjuru dunia.

 

"Diharapkan tidak hanya ceremonial saja, tapi tiap tahun diangkat sebuah even yang mengingatkan generasi muda bahwa bangsa kita bangsa besar. Yakni, pada 1955 sudah lakukan pertemuan tingkat dunia," katanya.

Namun, kata dia, Ia merasa prihatin dengan even-even yang dilakukan selama sembilan tahun ini yang tidak ada even besar disana. Itu, sangat disayangkan.  ‘’Mohon maaf event internasional tapi tidak didukung sarana memadai," katanya.

Dikatakan Deddy, Ia merasa kesulitan untuk mengalokasikan anggaran untuk pengembangan Gedung Merdeka dan Museum KAA. Karena, kepemilikan dan pengelolaan  aset lokasi tersebut berada di beberapa pihak. Yakni, MPR, Kemenlu danrovinsi Jawa Barat.

"Ketika akan dianggarkan perbaikan  itu tidak boleh oleh BPK, karena bukan aset pemprov. Padahal harus ada anggaran untuk itu,  karena museum itu bersejarah dan membanggakan," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya berencana melakukan pembahasan  MoU dengan Kemenlu dan MPR untuk membahas masalah tersebut. Sehingga, potensi Gedung Merdeka dan Museum KAA bisa dioptimalkan.  

Deddy, berharap MoU bisa secepatnya dan selesai di bulan Februari 2015 ini, sebelum pelaksanaan peringatan KAA.

"Harapan bulan Februari tuntas ditandatangani, kenapa harus selesai, sehingga  bisa dialokasikan di perubahan 2015. Kalau memang ditugaskan mengkoordinir, kami siap," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement