REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Keputusan TNI menghentikan proses evakuasi Air Asia QZ 8501 dan pencarian korban membuat sedih pihak keluarga korban. Sebagian dari mereka masih berharap besar pencarian tetap dilanjutkan, setidaknya memastikan badan pesawat terangkat.
Salah seorang keluarga korban, Imam Sampurno, mengaku belum bisa menerima jika proses evakuasi pesawat dan pencarian korban dihentikan. Berbicara kepada wartawan dengan mata merah berkaca, kakek 65 tahun itu yakin keluarganya masih ada di dasar laut.
"Badan pesawat itu, bawahnya kan tertimbun lumpur. Saya percaya mereka (korban) tertutup lumpur," ujar pria asal Probolinggo, Jawa Timur itu.
Imam merupakan ayah kandung dari Dona Indah. Dona menjadi korban insiden Air Asia QZ 8501 bersama suami, Boby Sidarta dan kedua anak mereka, Permata Sari (16) dan Kaisa Putri (10), .
Keluarga korban lainnya, Sieny, berharap, jika Basarnas benar-benar menyudahi evakuasi dan pencarian korban, pihak Air Asia dapat melanjutkan pencarian. Sieny menambahkan, ia juga telah menggalang para relawan penyelam untuk melanjutkan proses pencarian.
Menurutnya, dalam telekonfrensi akhir pekan lalu, CEO Air Asia Tony Fernandes berjanji untuk melanjutkan pencarian. "Tony bilang, kalau pemerintah berhenti, Air Asia akan melanjutkan. Biaya mereka yang tanggung," ujar dia.