Rabu 28 Jan 2015 13:53 WIB

Polisi Panggil Tiga Profesor untuk Dalami Motif Christopher

Rep: c01/ Red: Bilal Ramadhan
Anggota kepolisian laka lantas Polri bersama anggota kepolisian Polres Metro Jakarta Selatan melakukan olah TKP kasus tabrakan outlander yang menewaskan 4 orang di Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis (22/1).(Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Anggota kepolisian laka lantas Polri bersama anggota kepolisian Polres Metro Jakarta Selatan melakukan olah TKP kasus tabrakan outlander yang menewaskan 4 orang di Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis (22/1).(Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Hasil pemeriksaan dari urine dan darah pelaku kecelakaan maut Pondok Indah Christopher Daniel Sjarif (23 tahun) menyatakan yang bersangkutan negatif menggunakan narkoba. Untuk mengetahui motif di balik tindakan tersebut, pihak kepolisian melibatkan tiga profesor dan satu psikolog.

"Hari ini akan kita panggil profesor Sarlito, kemudian profesor Seno Adji, kemudian kita panggil profesor Ronny Nitibaskara dan psikolog Novi Ariyanti," terang Kasat Narkoba Polres Jakarta Selatan AKBP Hando Wibowo, Rabu (28/1).

Keempat ahli ini akan dilibatkan dalam menyelidiki motif yang dimiliki oleh Christopher sehingga mengakibatkan kecelakaan maut. Hando menyatakan tidak mungkin seseorang menabrak dua orang kemudian tidak berhenti. Itu seperti menunjukkan ada satu luapan emosi yang ingin disampaikan oleh tersangka.

"Jadi nanti akan kita dalami secara kejiwaan," lanjutnya.

Terkait isu hubungan sesama jenis antara Christopher dan M Ali yang menjadi pemicu emosi Christopher, pihak kepolisian masih akan meneliti hal tersebut. Hano menyatakan psikiatri yang akan mengecek dan mencari fakta terkait ada atau tidaknya indikasi ke sana.

"Yang akan bisa menjawab nanti psikiatri, psikolog. Jelas nanti akan ketahuan," kata Hando.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement