REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sepanjang bulan Januari 2015 ini, kasus demam berdarah (DB) di Kota Yogyakarta cukup tinggi. Ada 40 kasus DB yang ditemukan di sejumlah puskesmas dan RS di Yogyakarta selama Januari ini.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Yudiria Amelia mengatakan, jumlah kasus DB di Kota Yogyakarta pada Januari ini mengalami peningkatan.
"Musim hujan biasanya kasus meningkat karena banyak genangan air yang kadang tidak dibuang," katanya, Kamis (29/1).
Menurutnya, dibandingkan dengan Januari 2014, kasus DB pada Januari 2015 ini naik 100 persen. Pasalnya pada Januari 2014 lalu kasus DB di Kota Yogyakarta hanya 19 kejadian.
Pada Januari 2015 ini ada satu kasus kematian yang diduga akibat DB. Namun hal itu masih dalam penyelidikan medis lebih jauh. Sebab dimungkinkan ada penyakit penyerta lain yang diderita pasien DB tersebut.
Menurutnya, sebagian besar pasien DB di Kota Yogyakarta adalah anak-anak usia maksimal 12 tahun. "Ada juga orang tua tetapi sebagian besar anak usia sekolah," katanya.
Peningkatan kasus DB ini menurutnya, akan terjadi sampai April mendatang. Sebab pada periode Januari-April merupakan musim perkembangbiakan nyamuk termasuk penyebab DB yaitu aides aigypti.
Diakuinya, meski kasus DB pada Januari ini naik signifikan namun pihaknya tidak menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) DB di Kota Yogyakarta.
Pasalnya penetapan KLB menurutnya tidak hanya ditetapkan oleh banyaknya kasus DB saja tetapi juga oleh banyak faktor. Faktor tersebut antara lain kondisi sosial masyarakat sendiri.
"Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta sudah mengirimkan surat edaran ke masyarakat melalui RT/RW terkait antisipasi dan penanganan DB di wilayah," katanya.