Ahad 01 Feb 2015 19:17 WIB

Demam Berdarah Teror Warga Tasikmalaya

Rep: C71/ Red: Karta Raharja Ucu
 Seorang petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk demam berdarah.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Seorang petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk demam berdarah.

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Warga Tasikmalaya dihantui penyakit demam berdarah dengue (DBD). Sejumlah warga menuntut pemerintah lebih memperhatikan ancaman DBD, apalagi pada 2014 enam nyawa di Kota Santri tersebut terenggut oleh penyakit DBD.

Wah, ngeri juga mudah-mudahan jangan sampai ada DBD,” ujar Herdi (35 tahun), warga Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang pada Ahad (1/2). Herdi menyatakan warga sebenarnya sudah mengetahui bahaya penyakit tersebut, namun sering lalai. Menurut Herdi, warga kerap melupakan bahaya DBD jika tidak sering diingatkan.

“Kalau sedang musim DBD, kami rajin gotong royong untuk bersih-bersih lingkungan. Kalau tidak ada kejadian, warga tenang-tenang saja,” ujar Herdi.

Ia pun meminta pemerintah hingga tingkat paling dasar seperti RT untuk lebih memerhatikan hal ini. Ia yakin dengan menjaga kebersihan secara rutin bisa mengurangi resiko terjangkitnya DBD.

Hendra (39), warga Cihideung mengaku sudah mengetahui pencegahan DBD yaitu dengan gerakan menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas atau yang dikenal dengan gerakan 3M. Meski begitu, kata Hendra, pemerintah juga harus turun ke lapangan dan memperbaiki infrastruktur yang kerap menjadi penyebab DBD.

“Drainase sering tersumbat. Itu kan bisa jadi sarang nyamuk. Untungnya sekarang sudah lancar di daerah sini. Mudah-mudahan di daerah lain juga,” ujar Hendra.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement