REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan bahwa rencana Israel untuk membangun 430 rumah permukiman baru di Tepi Barat merusak upaya untuk melanjutkan pembicaraan perdamaian antara Palestina dan Israel.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, Bader Abd al-Ati, mengatakan bahwa pembangunan permukiman tersebut bertentangan dengan hukum internasional. Ia meminta kepada masyarakat internasional untuk menekan Israel agar menghentikan aktivitas pembangunan permukiman itu demi keberlangsungan pembicaraan damai.
Pemerintah Israel pada Jumat (30/1) telah mengumumkan untuk membangun 430 rumah pemukim baru di Tepi Barat yang diduduki, kata kepala sebuah LSM yang memantau aktivitas permukiman kepada AFP.
"Ini adalah pembukaan pintu air pemukiman," kata Daniel Seidenmenn, kepala kelompok Terrestrial Jerusalem, menambahkan bahwa pengumuman itu adalah yang pertama sejak Oktober 2014 dan tidak mungkin menjadi yang terakhir sebelum pemilihan umum 17 Maret.
Dia mengatakan bahwa rumah-rumah baru yang akan dibangun tersebut berada di empat wilayah yang ada di Tepi Barat yakni di Adam dengan 112 rumah, 156 rumah di Elkana, 78 rumah di Alfei Menashe dan 84 rumah di Kiryat Arba.