Senin 02 Feb 2015 10:19 WIB

Cuaca Jadi Surga Nyamuk Aedes Aegypti di Jawa Timur

Rep: andi nurroni/ Red: Taufik Rachman
Nyamuk demam berdarah.
Foto: AP
Nyamuk demam berdarah.

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA—Demam Berdarah Dengue (DBD) tengah mewabah di Jawa Timur. Sebanyak 21 kabupaten/kota mengalami lonjakan kasus DBD di atas 200 persen sehingga ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr Harsono menyampaikan, selain lemahnya kesadaran masyarakat soal kebersihan lingkungan, faktor cuaca juga berperan besar. Menurut Harsono, intensitas hujan yang fluktuatif di Jawa Timur saat ini menyebabkan polulasi nyamuk tinggi, termasuk di antaranya jenis Aedes aegypti.

Gambaran cuaca yang disampaikan Harsono memang bukan isapan jempol. Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda Bambang Setiajid menjelaskan, Januari hingga pertengahan Februari merupakan puncak musim hujan. 

Dibandingkan dengan provinsi lain, seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah, menurut Bambang, curah hujan di Jawa Timur sebenarnya relatif lebih rendah. Namun justeru karena hal tersebut, menurut dia, cuaca di Jawa Timur menjadi surga bagi nyamuk.

“Hujan pada Januari, sembilan hari di antaranya tidak ada hujan. Kadang tiga hari hujan, satu hari tidak, dua hari hujan satu hari tidak, bahkan terakhir sempat dua hari tidak hujan,” ujar Bambang kepada Republika, Senin (2/1). 

Selain itu, menurut Bambang, kondisi tersebut diperparah oleh cuaca yang mendukung perkembangbiakan nyamuk. Bambang melaporkan, meskipun musim penghujan, suhu maksimum rata-rata cukup tinggi, yakni 32,25 derajat Celsius, dan paling rendah rata-rata 24,35 derajat Celsius.

Selain itu, Bambang berasumsi, angin yang bergerak cepat dari arah barat ke barat laut lalu menyebar ke timur mendukung perkembangbiakan nyamuk. Bambang melaporkan, kecepatan maksimum angina di Jawa Timur saat ini dalam kisaran 14-22 Knot.   

Hingga kini, dilaporkan telah terjadi 3.026 kasus DBD di Jawa Timur. Dari jumlah tersebut, 51 orang tercatat meninggal dunia. Daerah dengan kasus tertinggi adalah Sumenep (289 kasus), Jember (239 kasus) dan Jombang (136 kasus). 

Nyamuk Aedes aegypti membtuhkan genangan air untuk bertelur. Dari fase bertelur, menjadi larfa, hingga menjadi nyamuk dewasa, diperlukan setidaknya 7-8 hari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement