Senin 02 Feb 2015 18:55 WIB

Dai Dituntut Menyesuaikan Diri (2-habis)

Rep: c13/ Red: Damanhuri Zuhri
Ali Mustafa Yakub
Foto: .
Ali Mustafa Yakub

REPUBLIKA.CO.ID,

Tema gaya hidup lebih disukai untuk dibahas dalam dakwah di kota metropolitan.

Menurut Erick, tingkat stress masyarakat kota metropolitan lebih berat dibandingkan dengan masyarakat perdesaan atau daerah. Karena kondisi itu, Erick menduga, penghalalan segala cara dalam menjalani hidup kemungkinan besar terjadi. “Kita harus mengingatkan mereka,” ujar Erick.

Menurut Erick, hal yang perlu disadari para dai yakni masyarakat metropolitan pada umumnya tidak menyukai dakwah satu arah.

Mereka, dia melanjutkan, lebih suka berdakwah yang dibalut dengan cara diskusi. Hal ini karena masyarakat perkotaan memiliki pikiran kritis yang acap kali bertanya dalam setiap dakwah.

Karena masyarakat perkotaan sangat kritis, Erick menegaskan para dai harus bisa menyampaikan dakwah secara detail, yakni dengan memberikan esensi, penyampaian yang masuk logika, dan disertai dalil yang kuat.

Bendahara Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan, kota metropolitan seperti Jakarta merupakan kota yang sebagian besar masyarakatnya terdidik. “Oleh karena itu, dakwah kita harus memperhatikan dimensi rasional dan ilmiah,” ujarnya.

Menurut Anwar, dimensi itu saja juga dirasa tidak cukup. Anwar mengungkapkan, dakwah juga harus mampu memperhatikan dimensi kejiwaan dari jamaahnya.

Maka dari itu, isi dakwah harus menyentuh kejiwaan agar jiwa mereka tidak kering kerontang. “Dan agar mereka dapat melalui dan menjalani kehidupan ini dengan tenang dan bahagia,” kata Anwar.

Menurut Anwar, para dai juga perlu menawarkan solusi dan tuntunan bagi umat. Hal ini dilakukan agar mereka bisa mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi. Anwar menambahkan, dakwah harus dapat memanfaatkan teknologi dan ruang yang ada dalam membimbing dan membantu umat.

Selain itu, dakwah juga harus bisa dilakukan dalam berbagai bahasa, misalnya dengan menggunakan bahasa Inggris, Arab, dan Cina. Hal ini karena kota metropolitan merupakan kota yang dihuni oleh berbagai suku dan bangsa.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement