Kamis 05 Feb 2015 22:12 WIB

Petani Korban Kekeringan Lahan di Australia Selatan dapat Dana Bantuan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA SELATAN -- Petani korban bencana kekeringan parah di Australia Selatan akhirnya mengakses skema bantuan pinjaman dana yang sangat mereka butuhkan dari pemerintah federal. Ini terjadi menyusul tercapainya negosiasi antara Pemerintah Negara Bagian Australia Selatan dengan Pemerintah Federal Australia.

Menteri Pertanian Federal,  Barnaby Joyce mengumumkan alokasi bantuan pinjaman senilai $10 juta atau senilai hampir Rp 100 miliar. Dana sebanyak itu akan digelontorkan untuk para petani di Australia Selatan korban bencana kekeringan sejak 7 bulan lalu, namun hingga kini paket bantuan itu belum juga direalisasikan.
 
Pemerintah Persemakmuran dan Pemerintah Australia Selatan terlebih dahulu harus menandatangani kesepakatan skema tersebut sebelum paket bantuan itu bisa digelontorkan.
 
Kepada ABC, Joyce mengatakan pihaknya siap kapan saja mencairkan dana bantuan bagi petani korban bencana kekeringan lahan di Australia Selatan. "Semua tugas yang harus dilakukan oleh pemerintah federal sudah kami rampungkan," katanya baru-baru ini.
 
"Sungguh saat ini bola berada di tangan Pengadilan Australia Selatan, mereka hanya harus menandatangani kesepakatan dalam skema itu yang pada dasarnya adalah setuju bahwa kita tidak bisa memiliki kondisi yang berbeda bagi negara-negara yang berbeda.
 
"Kapasitas merealisasikan skema bantuan itu sudah siap kapan saja Australia Selatan menginginkannya, tapi mereka harus menyelesaikan tugas bagiannya dahulu pekan ini,"
 
Pemerintah Federal menggandeng Biro Meteorologi untuk melakukan pemetaan guna menentukan daerah mana di Australia yang mengalami kekeringan terparah dan menentukan apa ada daerah lain yang mengalami kekurangan curah hujan yang parah.
 
Joyce mengatakan, informasi tersebut kemudian akan digunakan untuk menilai siapa saja petani yang memenuhi syarat untuk menerima skema bantuan pendanaan dan yang mana yang tidak.
 
Kementerian Industri Primer dan Kawasan mengakui kalau kesepakatan mengenai pedoman bantuan pinjaman itu sekarang sudah tercapai dan karenanya skema bantuan pinjaman itu sudah akan tersedia dalam dua pekan mendatang.
 
Awal tahun lalu Menteri Pertanian melakukan kunjungan ke kawasan-kawasan pertanian yang menjadi korban kekeringan lahan. Namun paket bantuan pinjaman dana tambahan senilai $10 juta itu baru digelontorkan pada Juli sehingga membuat banyak petani di Australia Selatan mengalami kesulitan. Bahkan saking lamanya mereka mendapatkan bantuan, banyak yang menyebut sebagai bencana kekeringan yang terlupakan.
 
Presiden Peternak SA, Geoff Power mengatakan penundaan skema bantuan ini telah membuat banyak anggotanya frustasi.  "Rekan-rekan kami petani di  far north-east banyak menyaksikan yang terjadi di perbatasan, petani dimana rekan mereka disana telah menerima bantuan pinjaman dana sementara mereka belum memiliki akses untuk mengambil uang itu," katanya.
 
"Mereka diberitahu kalau skema bantuan pinjaman dana itu akan segera cair namun ternyata tidak kunjung diigelontorkan,"
 
"Para petani merasa ada permainan politik dibalik penundaan ini, dan kami sebagai produsen dan pemilik lahan hanya ingin bisa kembali melakukan produksi,"
 
"Ada banyak pemilik lahan di SA yang sangat kesulitan,"
 
Barnaby Joyce mengatakan pihaknya mendengarkan aspirasi para petani yang terdampak bencana kekeringan tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement