Kamis 05 Feb 2015 20:34 WIB

Cina Laporkan Tiga Warganya Dihukum Mati ISIS

Rep: c84 / Red: Karta Raharja Ucu
Pilot Yordania dieksekusi ISIS
Foto: NewYorkTimes
Pilot Yordania dieksekusi ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, KOBANI -- Surat Kabar di Cina menurunkan laporan ISIS membunuh tiga militannya asal Cina. Militan asal Negeri Tirai Bambu itu dieksekusi mati karena hendak melarikan diri.

Cina prihatin tentang kebangkitan ISIS yang efeknya bisa berdampak terhadap wilayah Xinjiang, yang berbatasan dengan Pakistan dan Afghanistan. Sekitar 300 orang Cina dikabarkan telah bergabung bersama ISIS melalui Turki.

Pemerintah Cina sendiri telah menunjukkan tanda-tanda ingin mengambil bagian dalam upaya koalisi yang dipimpin AS. Tujuannya untuk menggunakan kekuatan militer terhadap kelompok militan tersebut.

Mengutip seorang pejabat keamanan yang tidak disebutkan namanya, seorang pria Cina ditangkap, diadili dan ditembak mati di Suriah pada akhir September oleh ISIS. Pria itu dieksekusi saat ia berusaha untuk kembali ke Turki.

"Dua militan Cina dipenggal pada akhir Desember di Irak, bersama dengan 11 orang lain dari enam negara. ISIS mendakwa mereka telah melakukan tindakan makar dan menuduh mereka mencoba melarikan diri," kata pejabat itu.

ISIS yang telah menguasai sebagian besar wilayah di Irak dan Suriah telah menewaskan ratusan orang.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hong Lei, tidak mengomentari laporan pada konferensi pers terkait hal ini, namun ia mengatakan Cina menentang keras semua bentuk terorisme.

"Cina bersedia untuk bekerja dengan masyarakat internasional untuk memerangi pasukan teroris, termasuk ETIM, dan menjaga perdamaian global, keamanan dan stabilitas," kata Hong.

Pembela hak asasi manusia mengatakan, marginalisasi ekonomi Uighur dan pembatasan pada budaya dan agama mereka menjadi penyebab utama kekerasan etnis di Xinjiang dan seluruh Cina. Namun Cina sendiri telah membantah pernyataan tersebut.

Cina telah mengkritik pemerintah Turki yang menawarkan perlindungan bagi pengungsi Uighur yang melarikan diri melalui Asia Tenggara, mengatakan menimbulkan risiko keamanan global.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement