REPUBLIKA.CO.ID, ERBIL - Untuk melindungi diri dari ancaman ISIS, banyak warga Kurdi yang memutuskan untuk mempersenjatai diri mereka masing-masing. Para warga Kurdi ini mengandalkan senjata-senjata yang mereka beli dari pasar gelap yang khusus menjual senjata.
Salah satu pasar gelap yang menyediakan senjata bagi warga Kurdi terletak di pinggiran ibu kota wilayah Kurdistan, Erbil. Jika dilihat sekilas, bangunan pasar gelap ini mirip dengan pasar-pasar yang ada di Timur Tengah. Bedanya, jika pasar di Timur Tengah menjual buah dan sayuran, pasar gelap di pinggiran Erbil ini menjual senjata dari berbagai jenis.
Untuk bisa memasuki pasar gelap ini, setiap pengunjung diharuskan melapor ke pos khusus. Di pos ini, pengunjung harus mengutarakan alasannya ingin membeli senjata. Biasanya, alasan yang dikemukakan oleh warga Kurdi ialah mereka membeli senjata karena ingin melindungi diri ataupun mereka ingin turun berperang langsung melawan ISIS.
Tiap-tiap kios yang terdapat di pasar gelap Erbil ini memiliki ciri khas dagangan masing-masing. Ada kios yang mengkhususkan diri untuk menjual senapan, pistol, ikat pinggang untuk senjata hingga peluru. Senapan model AK-47 merupakan jenis yang paling populer di sana. Senapan model AK-47 ini dijual dengan harga 700 dolar Amerika. Sedangkan model terbaru AK-47, AKMS, dihargai sebesar 2.000 dolar Amerika.
"Satu buah peluru bulat dihargai 1 dolar Amerika," terang koresponden ABC News, Alex Marquardt dalam sebuah laporannya.
Uniknya, pasar gelap Erbil ini juga menjual senjata api yang sebenarnya khusus digunakan satuan keamanan diplomatik negara Amerika Serikat. Penjual senjata tersebut enggan berkomentar dari mana ia mendapatkan senjata tersebut.
Pasar gelap lainnya yang kerap diandalkan oleh warga Kurdi untuk mempersenjatai diri terletak di Sulaimani. Terlihat senjata-senjata tergantung di dinding dan di etalase pajangan. Pasar gelap ini selalu ramai dan pengunjung kerap terlihat datang dan pergi. Beberapa membeli sesuatu, lainnya hanya melihat-lihat.
Sebuah Kalashnikov yang normalnya seharga 300 dolar Amerika bisa dijual dengan harga dua kali lipat di sini. Dalam satu bulan, Kalashnikov dapat terjual hingga 50 buah. Untuk senjata Amerika jenis M-16A2, pasar ini membandrol harga 2.700 dolar Amerika, sedangkan jenis M4 dihargai sebesar 6.000 dolar Amerika.
Salah seorang penjual yang ingin dirahasiakan namanya menyatakan sebelum ISIS, tidak banyak senjata dan peluru yang diperjualbelikan. Tapi kini berbeda.
Di pasar ini, sekitar 400-500 senjata terjual setiap harinya. Senjata yang paling populer ialah M16, M4 dan M60 buatan Amerika. Kebanyakan pembeli yang datang ke pasar ini berusia 45 hingga 65 tahun. Kebanyakan di antaranya merupakan veteran Peshmerga yang ingin melindungi wilayah Kurdi dari ISIS.
"60 persen pelanggan membeli senjata untuk melindungi keamanan rumahnya (dari ISIS)," terang salah seorang pedagang senjata di Sulaimani, Ali Rahman.