REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kelompok radikal ISIS mengklaim seorang sanderanya, perempuan warga Amerika Serikat tewas dalam serangan udara Yordania di Suriah utara, Jumat (6/4).
Namun, pemerintah Yordania membantah pernyataan itu dan menyebutnya sebagai propaganda kriminal. AS mengatakan tidak memiliki bukti yang menguatkan laporan tersebut. Tidak ada klarifikasi independen yang mendukung klaim ISIS tersebut.
Kayla Jean Mueller (26 tahun) datang ke Suriah untuk melakukan pekerjaan kemanusiaan. Pernyataan ISIS tersebut muncul dalam situs milisi yang biasanya digunakan oleh kelompok itu dan dalam akun Twitter yang berafiliasi dengan ISIS.
"Foto sandera perempuan #Amerika, Kayla Jean Mueller yang tewas dalam serangan udara #Yordania di #Raqqa hari ini, ujar #ISIS," demikian pernyataan dalam akun Twitter.
Dalam twit itu juga dicantumkan tautan foto Mueller. Mueller yang berasal dari Prescott, Arizona adalah satu-satunya warga AS yang diketahui menjadi sandera ISIS.
Jika kematiannya terkonfirmasi, dia akan menjadi warga AS ke empat yang meninggal saat ditahan milisi ISIS. Tiga warga AS lainnya jurnalis james Foley dan Steven Sotloff, dan pekerja kemanusiaan Peter Kassig dipenggal oleh ISIS.
Pengumuman kematian sandera oleh ISIS tersebut merupakan yang kedua kalinya pekan ini. Mereka merilis sebuah video, Selasa, yang menunjukkan pilot pesawat tempur Yordania Letnan Muath al-Kaseasbeh (26) dibakar hidup-hidup dalam kurungan.
Insiden itu memicu kemarahan di Yordania dan seluruh kawasan. Pesawat tempur F-16 Al-Kaseasbeh jatuh saat melakukan serangan udara Desember lalu.
Dalam pernyataannya, ISIS mengatakan, Mueller tewas di markas ISIS di Raqqa di utara Suriah saat shalat Jumaty berlangsung. Serangan udara tersebut berlangsung di lokasi yang sama selama lebih dari satu jam.
ISIS mempublikasikan foto yang diduga sebagai lokasi pengeboman, yakni sebuah gedung tiga lantai yang hancur. Namun, tidak ada bukti atau foto Mueller. Pernyataan itu menyebut tidak ada anggota ISIS yang tewas sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai kebenaran klaim itu.
Juru bicara pemerintah Yordania Mohammed al-Momani mengatakan pemerintah sedang melakukan penyelidikan.
"Namun reaksi pertama adalah kami pikir itu tidak logis dan kami sangat menyangsikannya. Bagaimana mereka bisa mengidentifikasi pesawat tempur Yordania di udara? Apa yang dilakukan sandera perempuan itu di gudang senjata?" ujar al-Momani.
Dia menambahkan pernyataan ISIS merupakan propaganda kriminal. Al-Momani mengatakan ISIS berbohong saat mengatakan pilot Yordania masih hidup dan mencoba bernegosiasi. Padahal beberapa pekan sebelumnya sang pilot telah dibunuh.
Pejabat Amerika juga mengatakan mereka sedang menyelidiki laporan itu. Pejabat AS mengatakan pesawat koalisi memang melakukan serangan udara di Raqqa, Jumat. Namun, tidak ada konfirmasi yang mengatakan sandera AS tewas dalam serangan.
Juru bicara Gedung Putih Eric Schultz mengatakan kepada wartawan, AS berkoordinasi dengan angkatan udara Yordania saat melancarkan serangan udara. Dia mengatakan AS tidak tahu lokasi dimana sandera ditahan.
Berdasarkan artikel Daily Courier, Mueller bekerja di Turki membantu pengungsi Suriah. Dia mengatakan kepada surat kabar itu dia tertarik untuk menolong situasi di Suriah.
"Selama saya hidup, saya tidak akan membiarkan penderitaan ini menjadi hal yang normal. Penting untuk berhenti dan menyadari apa yang kita punya, mengapa kita memilikinya dan betapa istimewanya kita. Karena itu mulailah peduli dan melakukan sesuatu," ujar Mueller.
Menurut surat kabar itu, perempuan berambut pirang itu telah bekerja untuk badan kemanusiaan Support to Life dan badan lokal untuk membantu memberdayakan pengungsi perempuan Suriah. Pada artikel 2007 di harian yang sama menyebutkan Mueller lulus dari Northern Arizona University dan aktif di Save Darfur Coalition. Mueller lulus pada 2009 dan membantu orang-orang yang membutuhkan di India, Israel, Palestina dan Arizona.
Ahad pekan lalu Obama mengatakan AS menerjunkan seluruh aset yang dimiliki untuk menemukan Mueller.
"Kami terus memberitahu berita terbaru kepada keluarga. Jelas ini hal yang menyedihkan bagi keluarga dan kami memastikan kami melakukan apapun yang kami bisa agar warga AS bisa diselamatkan dari situasi ini," kata Obama dalam wawancara di acara "Today" di NBC.