Ahad 08 Feb 2015 01:02 WIB
mobnas

Pengamat: Mengapa Jokowi Berkiblat ke Proton?

Presiden Joko Widodo
Foto: Antara/Andika Wahyu
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Pengamat ekonomi Universitas Maranatha Bandung Evo S Hariandja menilai pemerintah melakukan kesalahan besar bila menggandeng produsen otomotif Proton dari Malaysia untuk program mobil nasional.

"Kalau kabar tersebut benar, itu salah besar. Mengapa justru berkiblat pada Proton? Malaysia tidak bisa menjadi basis industri otomotif," kata Evo S Hariandja dihubungi dari Jakarta, Sabtu (7/2).

Evo mengatakan Malaysia bekerja sama dengan Mitsubishi Jepang dalam mengembangkan industri otomotif Proton sehingga secara kualitas memang cukup bagus dan andal.

Namun, Evo khawatir bila pemerintah menggandeng Proton, maka Indonesia hanya akan menjadi pangsa pasar potensial saja bagi industri otomotif asal negeri jiran itu.

"Sangat aneh mengapa malah menggandeng negeri yang belum berpengalaman menjadi basis otomotif. Jam terbang Proton masih dipertanyakan," tuturnya.

Justru, Evo menilai insinyur-insinyur Indonesia jauh lebih hebat dan andal dibandingkan dengan insinyur-insinyur Proton di negeri jiran. Karena itu, akan lebih baik bila pemerintah berkonsentrasi mengembangkan industri otomotif di dalam negeri.

"Mungkin Presiden Joko Widodo ingin mengambil jalan cepat untuk mengembangkan mobil nasional sebagaimana pernah dia wacanakan sewaktu masih menjadi Wali Kota Solo," katanya.

Namun, akan lebih baik bila Presiden Jokowi bisa mengembangkan mobil Esemka sehingga bisa diproduksi secara massal daripada harus menggandeng industri dari negara lain.

"PT INKA pasti bisa bila difasilitasi pemerintah untuk memproduksi mobil Esemka secara massal," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement