Senin 09 Feb 2015 13:38 WIB
Kontroversi Valentine

Asal Usul Perayaan Hari Valentine Ternyata Berkait dengan Nasrani

Rep: C09/ Red: Ilham
Hari Valentine
Hari Valentine

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Valentine atau hari kasih sayang yang jatuh setiap 14 Februari memiliki sejarah panjang yang erat hubungannya dengan masyarakat nasrani. Dilansir dari nu.or.id, kata 'Valentine' sendiri diambil dari seorang pendeta yang bernama St Valentine.

St Valentine adalah seorang pemuda bernama Valentino yang kematiannya terjadi pada 14 Februari karena dieksekusi oleh Raja Romawi, Claudius II. Eksekusi dilakukan karena Valentino menentang ketetapan raja dengan menolak wajib militer dan mendukung pernikahan. Karena pada saat itu aturan yang ditetapkan adalah boleh menikah jika sudah mengikuti wajib militer.

Aturan ini berawal dari kesulitan pemerintahan Romawi merekrut pemuda dan para pria sebagai pasukan perang. Padahal, pada masa itu pemerintahan dalam keadaan perang dan sangat membutuhkan tenaga sebagai prajurit. Sang Kaisar menganggap kesulitan ini berasal dari keengganan mereka meninggalkan kekasih, istri, dan keluarganya. Oleh karenanya, Kaisar mengeluarkan peraturan yang melarang pernikahan, karena pernikahan dianggap sebagai salah satu penghambat perkembangan politik Romawi. Peraturan ini kemudian ditolak oleh St Valentine sehingga ia dihukum mati pada tanggal 14 Februari 270 M.

Bagi pihak gereja, tindakan St Valentine tersebut dianggap benar karena telah melindungi orang yang menjalin cinta. Sehingga dia dinobatkan sebagai pahlawan kasih sayang. Hari inilah yang diabadikan oleh gereja sebagai hari Valentine dan dijadikan momentum simbolik pengungkapan kasih sayang oleh masyarakat nasrani.

 

Pada abad ke 5 M, tepatnya tahun 494 M, Paus Glasium I menetapkan 14 Februari sebagai peringatan hari kasih sayang atau hari valentine. Sehingga, Paus Glassium I dikenal sebagai pelopor peringatan Valentine’s Day.

 

Perayaan hari valentine merupakan tindakan yang menyerupai orang-orang non muslim, akan tetapi pada kenyataannya tidak sedikit generasi muda muslim yang tidak paham terhadap agamanya hingga ikut ambil bagian dalam perayaan tersebut.

 

Maka, benarlah apa yang disabdakan Rasulullah, "'Sesungguhnya kalian akan mengikuti jalan (cara hidup) orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, bahkan seandainya mereka memasuki lubang biawak pun, tentu kalian akan mengikutinya.' Kami (para sahabat bertanya), 'Wahai Rasulullah apakah mereka itu Yahudi dan Nashrani ?' Beliau menjawab, 'Siapa lagi kalau bukan mereka.'" (HR. Bukhari)

Jadi apakah umat Islam masih mau ngerayain Valentine?

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement