REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengaku kesulitan memantau bencana banjir yang terjadi di wilayah ibu kota karena server kamera pengawas atau Closed-Circuit Television (CCTV) mengalami kerusakan.
"Server CCTV yang berada di Komplek Balai Kota, Crisis Center, gedung Blok F mati, tidak berfungsi karena terendam banjir dini hari tadi. Akibatnya, kita tidak bisa pantau banjir secara keseluruhan," kata Kepala Bidang Informatika dan Pengendalian BPBD DKI Bambang Surya Putra di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (9/2).
Menurut dia, terdapat kurang lebih 60 kamera pengawas di lapangan yang terhubung secara langsung dengan Pusat Kendali Operasi (Pusdalops) BPBD DKI untuk mitigasi banjir di wilayah ibukota.
"Pemantauan banjir yang dilakukan melalui CCTV memang mengalami keterbatasan. Oleh karena itu, kita juga memanfaatkan sejumlah aplikasi, diantaranya Waze, Qlue, Crop, petajakarta.org dan media-media sosial lainnya," ujar Bambang.
Selain itu, dia menuturkan pemantauan banjir selama server CCTV mengalami kerusakan dilakukan secara bertahap, mulai dari pemantauan di tingkat kelurahan, kecamatan hingga wilayah kota dan kabupaten.
"Saat ini, kita sudah punya BPBD di lima wilayah kota dan kabupaten. Jaringan komunikasi pun sudah dibangun, mulai dari relawan, kemudian pihak kelurahan, kecamatan, kota hingga akhirnya informasi itu sampai ke kita," tutur Bambang.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan server CCTV yang terletak di crisis center berada di bawah kewenangan Dinas Komunikasi, Informasi dan Kehumasan (Diskominfomas) DKI Jakarta.