Selasa 10 Feb 2015 20:44 WIB

Curah Hujan Tinggi, Banten Terus Awasi Lahan Tanam

Rep: C81/ Red: Djibril Muhammad
Musim Hujan
Foto: ABCNews
Musim Hujan

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Curah hujan diprediksi masih tinggi hingga akhir Februari mendatang. Kondisi ini membuat Dinas Pertanian dan Peternakan khawatir dengan produksi pangan, karena keadaan lahan pertanian yang banyak tergenangi banjir, yang akibatnya bisa menyebabkan gagal panen atau puso.

Menurut Kepala Dinas pertanian dan Peternakan Provinsi Banten, Eneng Nucahyati, saat ini cuaca memang menjadi faktor penting untuk memenuhi target pemeritah pusat dengan produksi satu juta ton gabah kering pada 2017.

Karenanya, Distanak terus mengawasi lahan tanam yang mengalami kebanjiran. "Cuaca bisa sangat berpengaruh pada produksi pangan apabila sangat ekstrim, seperti curah hujan yang tinggi dan berkepanjangan seperti sekarang ini," kata Eneng kepada Republika, Selasa (10/2).

Namun, Eneng mengatakan akan menghilangkan kekhawatirannya sebelum menjabarkan hitung-hitungan dengan berbagai asumsi yang mempengaruhi. Karena, menurutnya meski terjadi banjir masih banyak lahan yang masih bisa terselamatkan.

"Kami, melalui petugas di lapangan dan kabupaten kota terus memantau area persawahan yang terkena banjir dengan usia tanamnya. Karena, apakah banjir tersebut menyebabkan gagal panen hingga puso, kami measing menunggu data itu," katanya.

Guna menanggulangi puso atau gagal panen, Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pertanian dan Peternakan sudah menyiapkan bantuan benih padi kurang lebih 22,5 ton siap disalurkan.

"Kami masih ada benih nasional dan benih daerah. Kami juga menyediakan obat-obatan untuk hama dan penganggu tanaman," ungkapnya.

Sedangkan untuk proses permintaan bantuan, Eneng menjelaskan, bahwa petani harus mengajukannya melalui dinas pertanian kabupaten kota, yang nantinya akan diproses Distanak Provinsi. "Petani bisa meminta bantuan melalui dinas kabupaten kota," kata Eneng.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement