REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persaingan dua calon Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) semakin mendekati titik puncak di kongres nasional. Dua calon gencar melakukan konsolidasi untuk meraih suara sebanyak-banyaknya di internal partai. Baik Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan, masing-masing menawarkan idenya pada kader dari seluruh Indonesia.
Zulkifli Hasan yang saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaraan Indonesia (MPR) bertekad akan menolak jabatan publik jika terpilih sebagai Ketua Umum PAN. Zulkifli hanya akan menyelesaikan jabatan publiknya di MPR hingga selesai. Ketua DPP PAN, Viva Yoga Mauladi mengatakan, Zulkufli sudah menegaskan pada kader kalau terpilih jadi Ketum PAN, tidak akan lagi menerima tawaran jadi pejabat publik.
"Pak Zul sudah berjanji tidak akan menjadi Anggota DPR, MPR maupun Menteri jika terpilih, jabatan MPR saat ini yang akan diselesaikan," kata Viva Yoga pada Republika, Rabu (11/2).
Viva Yoga menambahkan, Zulkifli Hasan juga tidak akan memaksakan maju jadi calon presiden atau wakil presiden setelah jadi ketua. Penjaringan Capres akan dilakukan melalui konvensi yang digelar oleh DPP PAN. "Untuk Pilpres akan konvensi, tidak otomatis Ketum jadi Capres," kata wakil pimpinan komisi IV DPR RI ini.
Konvensi yang dilaksanakan PAN akan berbeda dengan konvensi yang sudah pernah ada sebelumnya. Menurut Viva Yoga, konvensi Capres PAN akan dibuat secara transparan, obyektif, dan akuntabel. Calon yang terpilih akan dimajukan jadi Capres atau Cawapres partai berlambang matahari terbit ini.
"Bukan konvensi abal-abal yang justru menjerumuskan peserta dan partai," tegas Viva Yoga.