REPUBLIKA.CO.ID,
Ketika ditanya apakah sangat kecewa dan menyesal karena banjir, Lili tak sedikit pun merasa seperti itu. Sambil tersenyum, Lili mengatakan banjir yang terjadi sudah biasa ia alami.
Walau mengalami kerugian, Lili tetap bersyukur karena masih banyak pelanggan setianya yang telepon untuk order makanan. "Banjir itu berkah, nikmati saja karena ini sudah biasa di Kelapa Gading," kata Lili.
Sama halnya dengan Fendy (42) salah satu pemilik toko laundry di kawasan Kelapa Gading. Sejak pagi Fendy bersama dengan tiga karyawannya mulai membuka kembali toko miliknya. Sejak banjir mulai merendam toko di jalan Boulevard Barat itu, Fendy menutup usaha laundrynya sementara.
Fendy memilih untuk menunggu hingga banjir surut sehingga dirinya dapat kembali membuka tokonya. "Kita tutup sejak hari Senin, banjirnya cukup parah di sini. Sepertinya orang-orang pun lebih memilih untuk berdiam di rumah masing-masing," kata Fendy.
Namun, berkah ia dapatkan ketika banjir mulai surut. Fendy mengatakan banyak warga sekitar yang datang ke tokonya untuk menyuci pakaian mereka. "Alhamdulillah hari ini baru saja buka sudah banyak orang yang datang untuk mencuci pakaian mereka yang terendam banjir," imbuh dia.
Berbeda dengan Dini (35) pemilik toko peralatan rumah tangga. Dini mengalami kerugian yang cukup besar karena harus menutup tokonya saat banjir. Toko berisi peralatan rumah tangga itu sebelumnya dapat meraih keuntungan Rp 2 juta perharinya.
Tetapi karena banjir yang terjadi selama tiga hari, Dini kehilangan omset sebesar Rp 6 juta. Belum lagi dirinya harus membayar para pegawainnya karena walaupun tutup setiap pegawai tetap mendapatkan bayaran.
"Kami rugi Rp 6 juta dalam tiga hari, tapi mau bagaimana lagi namanya banjir kita tidak bisa memprediksi," ujar Dini.
Walau begitu aktivitas di kawasan Kelapa Gading masih terbilang cukup sepi. Hal itu dikarenakan banjir yang masih merendam dibeberapa titik setinggi 40-50 cm atau sebatas betis orang dewasa.
Ruang parkir di salah satu pusat perbelanjaan di Kelapa Gading pun masih terendam banjir dan nampak kosong tidak ada kendaraan satu pun. Sebagian besar toko juga masih memilih untuk tutup hingga menunggu banjir sampai benar-benar surut.