REPUBLIKA.CO.ID, MUARA TEWEH -- Ratusan hektare kebun karet milik warga di sejumlah desa di pinggiran Sungai Barito Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah terendam banjir.
"Akibat kebun karet terendam banjir, usaha masyarakat di tempat kami terhenti total karena komoditi itu merupakan mata pencaharian utama," kata warga Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Baru, Irwansyah di Muara Teweh, Kamis (12/2).
Banjir yang melanda kabupaten di pedalaman Kalteng sudah memasuki hari keempat. Air masih belum surut dengan ketinggian bervariasi antara satu-tiga meter.
Sejumlah desa di kota Muara Teweh masih terendam banjir. Petani karet lainnya Adiono warga Dusun Pararawen Desa Lemo Kecamatan Teweh Tengahmengakui akibat banjir ini dia dan warga lainnya tidak bisa menyadap karet.
"Kami berharap banjir cepat surut, karena sudah mengganggu perekonomian warga. Kami juga mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah," katanya.
Pemantauan di Muara Teweh, hampir seluruh kawasan perdagangan di Jalan Panglima Batur, Jalan Sengaji Hulu, Jalan Sengaji Hilir, Jalan Sumbawa dan Jalan Timor terendam banjir satu-dua meter.
Aktivitas perdagangan lumpuh, bahkan para pedagang buah, makanan, sayur-mayur dan ikan di Pasar Pendopo terpaksa pindah ke Jalan Merak dan Jalan Tumenggung Surapati. Pasar tradisonal Pasar Ipu juga terendam banjir dan para pedagang pindah berjualan ke Jalan Durian dan Jalan Tumenggung Surapati.
Kepala Kelompok Tenaga Teknis pada Stasiun Meteorologi Beringin Muara Teweh, Sunardi mengatakan banjir yang melanda wilayah Kabupaten Murung Raya dan Barito Utara akibat tingginya curah hujan di wilayah hulu.
Tingkat curah hujan di wilayah Kabupaten Murung Raya sampai 10 Pebruari 2015 mencapai 258 milimeter (selama delapan hari) dan Barito Utara sekitar 217 milimeter (11 hari) sampai 11 Februari 2015.