REPUBLIKA.CO.ID, SANAA — Arab Saudi telah menghentikan kegiatan operasional kedutaan besar mereka di Yaman. Itu dilakukan menyusul semakin memburuknya situasi Yaman yang saat ini dikendalikan oleh pemberontak Houthi.
"Karena keamanan yang memburuk dan situasi politik di ibukota Yaman, Arab Saudi telah menghentikan semua operasi kedutaan di Sanaa dan mengevakuasi semua staf, yang telah tiba dengan selamat di kerajaan," kata sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi SPA, Jumat (13/2).
Arab Saudi adalah negara Timur Tengah pertama yang mengevakuasi staf kedutaannya dari Sanaa, setelah beberapa pemerintah Barat, termasuk Amerika Serikat, menutup misi mereka pekan ini. Hal ini diakibatkan kelompok bersenjata Syiah Houthi mengambil alih pemerintah dalam kudeta.
“Ini bisa menjadi langkah politik untuk meningkatkan tekanan pada Houthi," kata Reporter Al Jazeera, Jamal Elshayyal, melaporkan dari Taiz di Yaman Selatan.
Dia mengatakan bahwa Houthi "perlu semacam legitimasi internasional," dan penutupan kedutaan melemahkan mereka terus tinggal di ibukota.
Arab Saudi memimpin upaya diplomatik di New York, meminta PBB untuk mengeluarkan resolusi yang menuntut penarikan Houthi dari Sanaa. Sebelumnya pada hari Jumat, Italia juga mengumumkan penutupan kedutaannya.
Pada hari Kamis, Ban Ki-moon, Sekretaris Jenderal PBB, mengatakan Yaman "runtuh di depan mata kita" dan tergelincir mendekati perang saudara langsung.