REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Dari puluhan stan yang ada di pameran Pekan Raya Gorontalo, stan yang menjual batu akik adalah yang paling ramai dikunjungi. Terdapat tiga stand batu akik yang memajang puluhan jenis batu yang masih dalam bongkahan maupun cincin yang siap dipakai.
"Sehari pameran pengunjungnya bisa lebih dari 200 orang, sebagian hanya penasaran ingin tahu jenis batu, sebagian lagi membeli untuk diri sendiri atau membuka jalur bisnis," ungkap salah seorang pedagang, Afdan Puluhulawa (64) yang tergabung dalam UKM Ulanta, Sabtu (14/2).
Batu yang paling banyak diminati di stan miliknya, kata dia, adalah jenis lavender dan badar besi yang dipatok dengan harga Rp 300 ribu hingga Rp 600 ribu untuk bongkahan kecil.
Sementara mata batu yang sudah ditanam ke cincin dijual dengan kisaran harga Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu.
Stan lainnya yang tergabung dalam Komunitas Batu Mutu Manikam, pengunjung juga bisa mendapatkan batu dalam bongkahan yang jauh lebih besar.
"Daya tarik stan kami, yaitu batu-batunya merupakan asli Gorontalo semua. Ada banyak jenis yang dipajang. Paling laris adalah batu transparan, seperti calcedony, hingga giok Gorontalo," kata salah seorang anggota komunitas, Soni Kahuluge (39).
Pengunjung di stan ini juga membludak sejak pameran dibuka Gubernur Gorontalo Rusli Habibie pada Kamis (11/2).
Sementara itu para pengunjung mengaku antusias karena sebelumnya penasaran ingin melihat langsung batu-batu yang masih berbentuk bongkahan. "Saya beli yang masih bongkahan untuk dijual lagi ke pembeli di Makassar. Menurut saya pameran batu akik seperti ini menarik dari segi ekonomi," ujar seorang pengunjung Darwin (37).