REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Australia, Tonny Abbott masih terus mengupayakan agar pelaksanaan eksekusi mati terhadap dua warganya dibatalkan. Karenanya, dia telah melakukan komunikasi langsung dengan Presiden Indonesia Joko Widodo.
"Seperti halnya jutaan warga Australia lainnya saya merasa sangat tidak nyaman setiap kali memikirkan apa yang terjadi dengan kedua pemuda Australia ini dan sepertihalnya semua orang tua saya akan memastikan tidak akan terjadi hal yang mengerikan tersebut terhadap keduanya," ujarnya baru-baru ini.
Namun meski demikian Abbott mengatakn dia tidak ingin 'memberikan janji muluk' atau menantang warga Indonesia atsa keputusan eksekusi mati ini.
Sementara itu di Jakarta diselenggarakan pertemuan dengan para diplomat dari negara-negara yang warga negaranya akan di eksekusi mati. Otoritas Indonesia dalam pertemuan itu menjelaskan mengenai prosedur eksekusi mati dan pemberitahuan waktu pelaksanaan eksekusi mati itu terhadap keluarga serta detail lain termasuk pengaturan bagi peliputan media asing.
Para pejabat konsuler juga telah memperingatkan Menteri Luar Negeri, Julie Bishop untuk tidak bepergian ke Indonesia untuk mengajukan pengampunan atas kedua warga negara tersebut.
Seperti diketahui Bishop masih terus menggalang kampanye luas untuk mengajukan grasi bagi Chan dan Sukumaran dengan mengatakan Indonesia akan melakukan ketidakadilan besar jika melaksanakan eksekusi mati.