REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengacara Komisioner KPK nonaktif Bambang Widojanto dan Abraham Samad, Nursyahbani Katjasungkana mengaku sering menerima teror. Terakhir, ia menerima teror bom dari orang tak dikenal melalui pesan singkat atau sms yang masuk ke telepon genggamnya.
Nursyahbani mengaku menerima sms dari nomor 087864272394 pada Rabu (18/2) pukul 22.45 WIB. Dalam isi sms tersebut, rumahnya yang berada di Jalan Melati B Nomor 15 Mekarsari Permai Raya Bogor Km 30, Cimanggis, Depok, Jawa Barat telah dipasang bom yang siap diledakkan.
"Ada bom di halaman rumahmu, tunggu meledak," katanya menirukan isi sms yang diterimanya saat dihubungi Republika, Kamis (19/2).
Advokad senior itu mengatakan sering menerima ancaman pembunuhan sejak aktif menjadi kuasa hukum dua pimpinan KPK tersebut. Dia mengaku lebih dari sepuluh kali menerima intimidasi melalui sms. Bahkan, ia pernah mendapat ancaman dengan kata-kata 'disholatkan' atau dibunuh.
"Anda mundur saja jadi pengacara BW, nggak usah itu dibela-bela. Kalau nggak (mundur) kami akan menyolatkan anda berjamaah," ujarnya menirukan isi pesan singkat tersebut.
Namun, Nursyahbani menganggap teror bom di rumahnya kali ini tak bisa dibiarkan. Ia pun melaporkan teror ini ke Wakapolri Komjen Badrodin Haiti melalui pesan singkat. Dia beralasan, hal ini sudah menyeret dan mengancam keluarganya.