REPUBLIKA.CO.ID, MARSEILLE -- Sudah dua dekade, Muslim Prancis menantikan pembangunan masjid agung di Marseille. Namun, masjid itu tak kunjung dibangun.
Sementara, masjid yang ada tidak lagi mampu menampung. Masjid Hakim misalnya, lebih dari 2.000 jamaah memadati masjid. Sementara kapasitas masjid itu kurang dari 1.000 jamaah. Akibatnya, banyak Muslim terpaksa shalat di jalanan raya.
"Aku ingin pergi ke Masjid Agung ketika Shalat Jumat," kata Hakim, pemilik sebuah kafe di Marseille, seperti dilansir Onislam, Ahad (22/2).
Menurut Hakim, keberadaan masjid agung ini memungkinkan umat Islam di seluruh penjuru kota dapat berkumpul. "Setidaknya sekali seminggu. Sejauh ini, banyak pembicaraan namun kami tidak melihat apa-apa," kata dia.
Kepala Asosiasi Masjid Marseille, Abderrahmane Ghoul, mengungkap sebuah masjid agung di Utara Saint-Louise Marseille akan dibangun. "Ini dia," kata Ghoul, menunjuk batu ditutupi dengan grafiti.
Sejak awal, proyek itu banyak mengalami hambatan. Ini terjadi, sejak Partai Front Nasional mengajukan gugatan mengklaim sewa murah yang ditawarkan oleh pemerintah kota melanggar hukum Perancis. Tekanan itu membuat pengadilan menyetujui peningkatan sewa dari 350 dolar menjadi 2.000 dolar.
Selanjutnya, partai sayap kanan itu mempermasalahkan izin kontruksi bangunan. Masalah ini kemudian diperparah besarnya dana pembangunan masjid yang mencapai 25 juta dolar AS.