REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Presiden Yaman, Abd Rabbu Mansour Hadi ingin membatalkan pengunduran dirinya. Ia ingin kembali berusaha merebut kembali posisinya setelah melarikan diri dari tahanan rumah oleh kelompok Houthi.
Hadi saat ini berada di Aden setelah melarikan diri. Dia melarikan diri dari kediamannyaa dengan menyamar. Kepergiannya ke Aden adalah kesepakatannya antara faksi yang bertikai di Yaman, Houthi dengan PBB pada Jumat (20/2), lalu. Houthi ingin mendirikan sebuah dewan transisi dengan parlemen dari beberapa kelompok.
Hadi mengatakan, tetap akan berkomitmen untuk rencana transisi 2012 agar menjadi negara yang berdemokrasi. Dia berharap dapat mengadakan pertemuan dialog nasional untuk menyusun konstitusi baru.
Anggota politbiro Houthi, Ali Al Qahoum mengatakan, tidak penting Hadi berada di rumahnya ataupun pergi. PBB, kata dia, mengataka, ada dua orang politisi senior yang membantu perjalanan Hadi menjadi Aden palsu.
Pada Sabtu (21/2), Houthi menuduh Hadi telah bekerja untuk kepentingan asing. Houthi juga membantah telah menahan Hadi dalam tahanan rumah.
Houthi juga telah menembak mati seorang pengunjuk rasa dan melukai lainnya di kota Ibb.Para demonstran itu menentang pengambilalihan negara oleh kelompok Houthi.
Houthi telah mengambil alih kekuasaan dengan mengkudeta Presiden Hadi dan pemerintahannya. Sebelum kudeta, Houthi memaksanya untuk menerima perjanjian pembagian kekuasaan dan membubarkan parlemen.
Negara barat khawatir kerusuhan yang terjadi di Yaman dapat menciptakan peluang bagi Al Qaeda di Semenanjung Arab untuk merencanakan lebih banyak serangan terhadap sasaran internasional.
Jumat (20/2), sebuah pesawat tanpa awak telah menghancurkan sebuah mobil yang membawa tersangka Al Qaeda di Provinsi Shawbwa yang berada di pegunungan Yaman Selatan. Serangan ini menewaskan tiga orang.