Ahad 22 Feb 2015 16:58 WIB

Kehadiran Masjid Agung Marseille Cegah Perkembangan Paham Radikal

Muslim Prancis (ilustrasi)
Foto: Onislam
Muslim Prancis (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MARSEILLE -- Masalah yang dihadapi Muslim Prancis di Marseille mendapat respons dari Aljazair. Namun, Muslim Prancis menyayangkan respons itu tidak berlanjut.

"Setelah peletakan batu pertama, kami mengharapkan ada tindakan lanjutan dari Aljazair. Sebaliknya, Aljazait malah meminta masjid itu diisi oleh imam asal Aljazair," kata  Kepala Asosiasi Masjid Marseille, Abderrahmane Ghoul, seperti dilansir Onislam, Ahad (22/2).

Sementara, kata dia, banyak masjid yang telah dibantu negara-negara lain. Misalnya masjid di Lyon yang dibangun atas bantuan Arab Saudi. Kemudian masjid di Saint Etienne, yang dibantu oleh Maroko.

"Kami tidak ingin negara lain untuk menjalankan masjid" katanya.

Secara terpisah, Imam Harun Derbal menilai, ketimbang bermimpi memiliki masjid agung lebih baik membangun empat atau lima masjid kecil. "Lebih murah, dan mungkin akan bisa menjadi masjid besar kemudian," ucapnya.

Namun, Ghoul, yang mengawal pembangunan masjid itu menyatakan penting untuk segera dibangun masjid agung. Ini karena, ada kekhawatiran meluasnya ajaran radikal.

"Kita butuh waktu. Tapi kita menerima itu," ucap dia.

Sebagian besar masjid di Prancis merupakan rumah. Di Paris misalnya, hanya ada satu masjid agung.  Muslim Perancis mengeluh kesulitan besar untuk membangun masjid, termasuk pendanaan dan oposisi terhadap pembangunan masjid.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement