Senin 23 Feb 2015 16:10 WIB

Lion Air: Pengambilan Keputusan di Lapangan Lamban

Personil polisi dan pasukan Paskhas TNI AU melakukan pengamanan, terkait penumpukan penumpang akibat keterlambatan penerbangan Pesawat Lion Air, di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten,Jumat (20/2).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Personil polisi dan pasukan Paskhas TNI AU melakukan pengamanan, terkait penumpukan penumpang akibat keterlambatan penerbangan Pesawat Lion Air, di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten,Jumat (20/2). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan proses pengambilan keputusan terkait dengan keterlambatan penerbangan armada maskapainya sejak Rabu (18/2) berjalan dengan lamban.

"Kami melihat proses pengambilan keputusan di lapangan yang tidak langsung dieksekusi sehingga berlarut-larut sampai dengan hari Kamis," kata Edward di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan akan melakukan evaluasi terkait pelaksanaan prosedur yang kurang berjalan dengan baik.

"Kami sudah mencatat beberapa poin yang bisa menjadi bahan evaluas, misalnya memperkuat yang manajemen pengendalian krisis di bandara termasuk untuk 'delay'," katanya.

Ia juga akan melaksanakan prosedur secara konsisten dan konsekuen dengan pegawai-pegawai yang bisa melakukan keuptusan secara cepat dan baik.

Ia menyatakan maskapainya tidak mengalami masalah keuangan terkait dengan peminjaman dana sebesar Rp526,89 juta dari PT Angkasa Pura (AP) II.

"Sampai saat ini Lion Air tidak mempunyai masalah dengan keuangan, mulai dari pembayaran bahan bakar, sewa pesawat serta kewajiban kami yang lainnya berjalan dengan normal," tuturnya.

Sebelumnya, pada Ahad (22/2), AP II menyatakan Lion Air sudah mengembalikan dana talangan "refund" tiket sebesar Rp526,89 juta. Jumlah Rp526,89 juta tersebut digunakan untuk mengembalikan uang tiket 548 penumpang yang seluruhnya dibayarkan melalui gerai yang dibuka di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat (20/2).

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement