REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Penundaan kick off Indonesia Super League oleh Badan Olahraga profesional Indonesia (BOPI) dan Menpora diprediksi akan berdampak serius terhadap masa depan sepakbola nasional.
“Bayang-bayang ancaman sanksi oleh FIFA telah di depan mata. Sikap Menpora ini tentu melanggar kesepakatan dalam Raker di Komisi X pada 5 Februari 2015 lalu,” ujar anggota Komisi X DPR RI Reni Marlinawati dalam rilisnya, Selasa (24/2).
Politisi PPP ini menilai, bisa menangkap iktikad baik dari pemerintah terkait persyaratan yang diajukan. Hanya saja, ujarnya, Menpora lupa dengan dalil ushul fiqh yang selama ini menjadi pegangannya.
“Yakni, mendahulukan pencegahan kerusakan harus diutamakan daripada membangun kemasalahatan (dar'ul mafasid muqoddamun 'ala aljalbil mashalih),” papar Reni.
Justru, ia melihat mulai ada sikap arogansi, tidak bijak dan kekanakan-kanakan dari pemerintah. Atas dasar itulah, Reni mendesak agar Menpora dan BOPI mencabut larangan Kick Off ISL tersebut.
Langkah ini semata-mata untuk menghindari pembekuan PSSI oleh FIFA. Sembari terus membangun dialog terkait reformasi PSSI yang didengungkan oleh Menpora.