REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kota Semarang mengirimkan tim untuk mengecek kondisi Bus "Sang Engon" yang mengalami kecelakaan dan menewaskan 18 penumpang.
Bangkai bus yang berada di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan (Rupbasan) Kelas Satu Semarang itu dicek komponen-komponennya, Selasa (24/2), terutama rem yang dilaporkan blong oleh sopir saat kecelakaan terjadi.
Kepala Seksi Keselamatan dan Teknis Sarana Dishubkominfo Kota Semarang Mukindar menjelaskan pihaknya diminta melakukan pengecekan komponen secara detail oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Sudah dilakukan pengecekan dari tiga tahap. Pertama, pengecekan di jalan tol untuk visual luar. Sabtu (21/2) dilakukan percobaan pengereman. Ini pembongkaran roda dan kampas rem," katanya.
Dari hasil pengecekan di lapangan, kata dia, diketahui kondisi roda bus masih layak pakai, kampas rem juga masih normal dengan ketebalan sekitar 2,2 milimeter, dan pompa hidrolik rem belakang berfungsi baik.
"Ketebalan kampas rem masih sekitar 2,2 mm. Masih layak sekali. (Ketebalan, red.) 1,2 mm saja masih bisa. Secara teknis, kondisi bus masih layak semua. Sudah dicoba 14 kali pengereman masih berfungsi," katanya.
Dengan kondisi komponen-komponen pengereman yang masih baik, kata dia, dipastikan sistem pengereman juga masih berfungsi dengan normal, berbeda dengan pernyataan sopir bus yang menyebutkan rem blong.
"Saya hanya teknis saja. (kecelakaan) Itu kesalahan sopir atau tidak, saya tidak berani menjawab," kata Mukindar, seraya enggan berspekulasi kecelakaan maut itu merupakan kesalahan sopir.
Sebagaimana diwartakan sebelumnya, Bus "Sang Engon" yang mengangkut rombongan pengajian asal Bojonegoro, Jawa Timur, terguling saat melintas di jalan melingkar di ruas tol Jatingaleh-Tembalang, Semarang.
Bus nahas yang membawa 73 penumpang tersebut diduga melaju kencang di jalan melingkar hingga melewati pembatas jalan tol, dan busa baru berhenti setelah terguling di tepi tebing jalan tol tersebut.
Pada kecelakaan tunggal yang terjadi pada Jumat (20/2) itu, setidaknya menyebabkan 18 penumpang tewas dan sopir bus, M. Husen, warga Gudang Stasiun, Lamongan, Jatim, sudah ditetapkan sebagai tersangka.