Ahad 01 Mar 2015 20:02 WIB

Mensos Khawatir Games Kekerasan Pengaruhi Remaja

Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengkhawatirkan adanya games (permainan) baik di telepon pintar maupun komputer yang mengandung unsur kekerasan yang sering diakses oleh anak-anak, dapat mempengaruhi prilaku remaja di Indonesia.

"Kita lihat banyak game yang bernuasa kekerasan yang bisa diakses anak-anak saat ini. Kekhawatiran kita, ini akan mempengaruhi perilaku mereka," katanya.

Hal itu disampaikan Khofifah usai menghadiri acara wisuda di Maulid Nabi Muhammad SAW Pondok Pesantren Tansyitul Muta'allimin, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (1/3).

Menurut dia, untuk mencegah agar games yang mengandung unsur kekerasan tidak diakses oleh anak-anak, maka Kementerian Komunikasi dan Informatika berperan untuk membatasinya dan mencegah aksesnya.

"Oleh karena itu Kominfo juga harus ikut bertindak," kata Khofifah.

Mensos mengatakan untuk mengatasi aksi pencurian dengan kekerasan atau lebih dikenal dengan begal yang melibat remaja sebagai pelakunya, Kementerian Sosial menggandeng Kementerian Pendidikan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Ia mengatakan Kementerian Sosial memiliki direktorat yang khusus menangani anak-anak berkebutuhan khusus dan anak-anak yang bermasalah dengan hukum.

Ia berharap anak-anak atau remaja yang berurusan dengan hukum termasuk begal dan ditangkap polisi maka pihak polisi lebih baik mengirimkan ke dinas sosial.

"Kita sudah punya Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus, yang membantu anak-anak bermasalah dengan hukum. Jadi kita belum kepada posisi bagaimanan pencegahan. Inilah yang sedang kita kordinasikan dengan Kementerian Pendidikan," katanya.

Sebelumnya Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak alim ulama, ustadz maupun ustadzah untuk 'berjihad' bersama kepolisian dan juga pemerintah daerah mencegah aksi kejahatan pencurian kendaraan bermotor dengan kekerasan atau begal yang banyak melibatkan remaja.

"Polisi dan jajaran Koramil di wilayah sudah berupaya keras, saya minta tolong ustadz dan ustadzah ikut berjihad membantu menyelamatkan anak-anak kita dari perbuatan yang melanggar hukum," kata menteri.

Dikatakannya, pelaku pembegalan yang saat ini marak terjadi di sejumlah wilayah rata-rata adalah anak-anak remaja.

Kondisi tersebut cukup memprihatinkan oleh karena itu ustadz dan ustadzah harus berperan menyelamatkan anak-anak dari kejahatan narkoba dan tindak kekerasan lainnya.

"Tidak cukup kalau hanya polisi, camat dan koramil saja yang bertindak. Saya minta tolong ustadz dan ustadzah ditambah amalannya mendidik anak-anak ini," katanya.

Disampaikannya bahwa sebagai umat Rasulullah SAW yang memiliki sifat yang santun kepada musuh-musuhnya, penyayang kepada anak dan cucunya, dan perhatian kepada generasi muda dengan memberikan pekerjaan.

"Pekerjaan rumah ustadz dan ustadzah dimanapun berada untuk jihad mendidik dan melindungi generasi muda kita," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement