Selasa 03 Mar 2015 14:25 WIB

Keluar dari PAN, Drajat Wibowo Ingin Urus Bisnis Keluarga

Rep: c82/ Red: Esthi Maharani
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (tengah).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Drajat Wibowo, mengaku bukan mengundurkan diri dari PAN. Ia hanya memilih untuk tak lagi aktif di dunia politik karena ingin fokus ke profesinya sebagai ekonom dan mengurus bisnis keluarga.

"Bukan mundur dari PAN. Saya tetap di PAN, tetap anggota PAN. Tapi saya istirahat dari politik praktis, tidak mau ikut jadi pengurus DPP. Itu sebabnya saya menyebut 'istirahat dari politik praktis'," kata Drajat saat dihubungi, Selasa (3/3).

Drajat menegaskan, keputusan tersebut tidak ada hubungannya dengan tidak terpilihnya Hatta Rajasa sebagai Ketum PAN. Keputusan tersebut, lanjutnya, sudah ia buat sejak bulan Januari lalu.

Meski begitu, Drajat mengaku akan tetap membantu jika suatu saat dibutuhkan oleh partai berlambang matahari tersebut.

"Saya akan tetap membntu membesarkan partai, tapi saya tidak mau jadi pengurus DPP. Banyak caranya, seperti membantu kader di Pilkada dan lain-lain," ujarnya.

Sebelumnya, pascakemenangan Zulkifli Hasan dalam Kongres IV Partai Amanat Nasional (PAN), Wakil Ketua Umum DPP Drajad Wibowo mengundurkan diri dari PAN. Langkah tersebut juga diikuti Ketua Fraksi PAN di DPR Tjatur Sapto Edi yang tak menampik isu mundurnya dia sebagai ketua fraksi.

"Saya mengucapkan selamat kepda Bang Zul dan Pak Amien Rais. Saya pribadi sudah memutuskan istirahat dari keparpolan dan politik praktis, kembali menekuni profesi saya," kata Drajad yang menjadi Tim Sukses Hatta Rajasa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement