REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail Cawidu menjelaskan, hubungan antara game dengan tindak kekerasan remaja perlu penelitian. Ini bertujuan agar pendapat tentang hubungan tersebut menjadi objektif.
Menurutnya, teknologi tidak selalu membawa dampak negatif, tetapi juga positif. Sisi positifnya, remaja mengikuti perkembangan teknologi. Kaitannya dengan game, para remaja bisa mengaplikasikan logika berpikir, kemampuan motorik halus, serta sarana berkomunikasi.
Sisi negatifnya dari game online yang dimainkan remaja antara lain meningkatkan perilaku agresif. "Karena banyak game yang sifat dan cara bermainnya mengandung aksi kekerasan seperti membunuh," kata Ismail, Kamis (5/3). Ini yang kemudian menjadi salah satu faktor mengapa banyak remaja yang melakukan tindak kekerasan dan kriminalitas.
Selain itu, efek negatif lainnya adalah keterisolasian. Maksudnya, para pemain game kebanyakan terpisah dari lingkungan sekitarnya. Hal ini, kata Ismail, bukan hanya tidak baik untuk perkembangan, tetapi juga kesehatan remeja, yaitu obesitas.
"Karena banyak pemain game yang menjalankan kegiatannya sambil memakan makanan ringan," ucapnya.