Jumat 06 Mar 2015 19:31 WIB

Pinjaman PGN ke Swasta Dipertanyakan

 Petugas mengoperasikan mobile refueling unit (MRU) di pengisian gas PT PGN, Jakarta, Jumat (6/3).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Petugas mengoperasikan mobile refueling unit (MRU) di pengisian gas PT PGN, Jakarta, Jumat (6/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Migas Indonesia (KMI) mempertanyakan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk yang memberikan pinjaman kepada pihak swasta, yaitu PT Kalimantan Jawa Gas (KJG).

Pinjaman sekitar 5 juta dolar AS alias Rp 64,5 miliar itu diperuntukan membiayai proyek pipanisasi gas Kalimantan-Jawa (Kalija) dari blok Kepodang di lepas pantai Jepara menuju ke PLTGU Tambak Lorok di Semarang, sepanjang 207 km.  

“Apakah pinjaman tersebut telah mendapat persetujuan dari pihak berwenang (Kementerian BUMN). Ini perlu diteliti,” ujar Ketua KMI Swastiarso Herry Putranto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (6/3).

Disebutkan, pada 23 Agustus 2013, telah ditandatangani loan aggrement berupa pinjaman langsung antara PGN dan KJG sebesar 5 juta dolar AS.

Kemudian, pada 10 Maret 2014 pinjaman itu, lalu diamandemen menjadi sifatnya covertible bond, di mana PGN selaku pemberi pinjaman berhak untuk mengambil bagian saham baru di KJG setara dengan 80 persen saham di KJG.

Hal itu terungkap dalam laporan keuangan PGN pada Juni 2014 bahwa piutang lain-lain atas nama KJG sebesar 4,645,101 dolar AS dan Rp 5.517.320.002.

 

Bahkan pada 11 November 2014, PGN mendantangani facility aggrement dengan menambahkan pinjamannya menjadi 250 juta dolar AS. Pinjaman itu merupakan kelanjutan dari loan aggrement sebelumnnya yang diteken pada 23 Agustus 2013 lalu.

Selain itu, pada November 2014 pula telah dilakukan hak cessie atau piutang PGN kepada anak usahanya PT Permata Graha Nusantara (Permata). Tindakan cessie piutang ke Permata maka PGN memiliki saham KJG sebesar 80 persen.

“Apakah langkah PGN ini untuk menghapuskan jejak kekeliruan dengan memberikan pinjaman ke KJG,” kata Swastiarso.

Persoalan itu, ungkap dia, ternyata belum clear juga. Dia mempertanyakan juga anak usaha PGN, yaitu PT PGAS Solution (PGASol) yang ikut mengerjakan proyek tersebut. Padahal core business PGASol itu dibidang teknologi informasi, tapi kini merambah pengerjaan engineering, yakni pemasangan pipa gas.

“Apa kapasitas PGASol dalam proyek tersebut. Apakah PGASol sebagai penyelenggara tender atau memang ikut mengerjakan proyek tersebut. Ini yang harus diperjelas,” ujarnya.

 

Dalam proyek Kalija tersebut, PT PGAS Solution telah penunjuk dan tandtangani perjanjian dengan TL Offshore Sdn Bhd dan PT Encona Inti Industri (Consorsium) dalam pengerjaan pemasangan pipa gas tersebut pada 20 Januari 2015 lalu.

“Jangan sampai proyek itu akibat dikejar target harus selesai pada Agustus 2015 ini, terus prosesnya dipaksakan dan asal-asalan. Diduga harganya pun kemahalan. Ini kan tidak bagus nantinya. Hanya ingin kejar tayang."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement