REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto prihatin dengan lagu bermaterikan pornografi yang dikhawatirkan mengganggu perkembangan anak karena memiliki efek negatif.
"Fatalnya, anak usia sekolah juga tak sedikit yang juga menyanyikan lagu dan menyaksikan penampilan lagu tersebut," kata Susanto di Jakarta, Sabtu (7/3).
Dia mengatakan dewasa ini banyak sekali lagu yang bermuatan pornografi, seks bebas, kata-kata tidak etis, mengabsahkan selingkuh, menggunakan kata-kata berkonotasi alat vital, berkonotasi cabul, berkonotasi prostitusi, merendahkan jenis kelamin tertentu serta menggunakan kata-kata penghinaan.
Secara prinsip, kata dia, lagu-lagu tersebut memiliki dampak negatif bagi anak. "Pertama, bisa mempengaruhi cara berfikir dan bersikap yang permisif kecabulan. Kedua, penghayatan terhadap isi lagu, bisa menghambat perkembangan karakter positif pada anak," kata dia
Dampak ketiga, lanjut Susanto, bisa berdampak pada timbulnya gejolak psikis yang labil akan perilaku mesum. Untuk itu, Susanto mengharapkan sikap proaktif dari setiap pihak.
"Setiap pihak perlu bersinergi untuk melindungi anak kita dari publikasi lagu-lagu bermuatan mesum agar tidak menjadi korban. Selain itu, perlu bagi kita memastikan mencegah peredaran dan publikasi lagu-lagu bermuatan mesum," katanya.
Dia juga meminta para insan kreatif seperti pencipta lagu lebih berperan dalam produksi lagi edukatif.
"Perlu dedikasi diri dalam mencipta lagu-lagu bermuatan karakter sebagai bentuk kontribusi positif bagi anak dan generasi ke depan," katanya.