REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Demam batu yang melanda masyarakat membuat kunjungan wisatawan baik lokal maupun nasional ke Kota Martapura, Ibu Kota Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan meningkat. Pasalnya di daerah tersebut, tepatnya di Desa Kiram, terdapat batu lokal yang disebut 'Red Borneo'.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banjar Abdul Gani Fauzie di Martapura, Ahad, mengakui adanya peningkatan kunjungan wisatawan.
"Batu 'Red Borneo' memang lagi dicari-cari orang sehingga banyak wisatawan, baik lokal maupun nasional yang datang ke Kota Martapura untuk melihat dan memilikinya," ujar dia.
Ia mengatakan, meningkatnya kunjungan ke Martapura dapat dilihat dari aktivitas di pertokoan permata Cahaya Bumi Selamat (CBS) yang setiap hari dipenuhi pengunjung.
Disebutkan, kenaikkan pengunjung mencapai 100 persen lebih bahkan keramaian di pusat penjualan batu pertama itu, tidak hanya pada hari libur seperti Sabtu dan Minggu.
"Biasanya pertokoan CBS Martapura hanya ramai pada hari libur Sabtu dan Minggu, tetapi sejak awal tahun setiap hari selalu ramai pengunjung yang jumlahnya ratusan orang," ucapnya.
Menurut dia, pengunjung yang datang bukan hanya peminat maupun kolektor batu, tetapi juga masyarakat awam yang ingin mengetahui bentuk dan keunikan "Red Borneo".
"Mereka umumnya melihat-lihat seperti apa batu Red Borneo. Jika tertarik warna dan keunikannya maka bisa ikut membeli baik untuk dipakai maupun dijadikan koleksi," ujarnya.
Dikatakan, batu yang berasal dari Desa Kiram Kecamatan Karang Intan selain memiliki kekhasan warna merah muda dan hitam, juga karena sering tergambar bentuk unik dan khusus.
"Bentuknya bisa bermacam-macam seperti bentuk hurup, angka hingga ada menyerupai tulisan seperti Allah yang terukir di dalam batu, sehingga harganya semakin mahal," tuturnya.
Ditambahkan, "booming" batu Red Borneo diperkirakan bertahan lama karena batu berbeda dengan koleksi lain seperti tumbuhan maupun hewan peliharaan lainnya.
"Batu itu semakin lama disimpan semakin bagus karena selain memiliki nilai seni, juga diyakini sebagian orang bertuah sehingga cukup banyak yang mengoleksinya," kata dia.