REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) memperingatkan warga agar lebih hati hati dan meningkatkan kewaspadaan. Hal itu karena aksi kejahatan seperti rampok, begal dan jambret, selama sepekan terakhir cenderung meningkat dan merajalela. Bahkan seorang korban sampai meninggal dunia, akibat aksi begal.
"Selama enam hari terakhir ini, kami mencatat terjadi lima kali aksi perampokan dan jambret di wilayah Banyumas yang menyebabkan satu korban tewas dan kerugian materi puluhan juta rupiah," ujar Kepala Bakesbangpol Setia Rahendra, Ahad (8/3).
Dari lima kejadian yang sudah terjadi dan dilaporkan polisi, antara lain berupa aksi perampokan di SPBU Klahang Sokaraja, Senin (2/3), lalu dengan kerugian meteri Rp 9,17 juta, dan aksi penjembretan di Jalana Raya Desa Gandatapa Kecamtan Sumbang yang menewaskan Nenek Rusitem (55) warga Desa Gandatapa, Sumbang, Banyumas, Jumat (6/3).
Bahkan di hari yang sama, kejadian serupa juga terjadi di Jalan Raya Desa Karangturi, Sumbang, dengan korban pengendara sepeda motor wanita. Dua hari sebelumnya, juga terjadi aksi penjambretan di Jalan Raya Desa Banteran, Sumbang, namun data kerugian belum diketahui.
Kemudian pada hari Sabtu (7/3), juga terjadi dua kali aksi penjambretan. Salah satu korban penjembretan adalah Multazim (45), warga Desa Kutasari, Kecamatan Baturraden yang baru mengambil uang di Bank Jateng Purwokerto Rp 38 Juta.
Saat sedang menyeberang jalan di Jalan Jenderal Gatot Soebroto atau depan Kantor Polsek Purwokerto Timur, dua orang yang menggunakan sepeda motor jenis Honda menyambar tas hitam berisi uang yang dibawa korban.