REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Keluarga Jusman Ari Sandi, WNI yang menghilang bersama lima anggota keluarganya di Turki, mengaku terpukul. Pasalnya, Jusman sama sekali tidak pamit atau meninggalkan pesan.

Seorang anggota keluarga menyampaikan, Jusman menghilang begitu saja tanpa sepengetahuan keluarganya maupun keluarga istrinya, Ulin Isnuri. "Ibunya Ulin sangat sedih, kakaknya stres," ujar anggota keluarga pihak istri yang enggan disebut namanya, Ahad (8/3).

Pria berusia 40-an tahun itu menuturkan, selama ini keluarga tidak melihat sesuatu yang berbeda dalam hal keyakinan beragama Jusman sekeluarga. "Ulin sekitar dua tahun lalu memang mengenakan cadar. Itu kan urusan keyakinan pribadi, kami menghormati," katanya.

Anggota keluarga itu melanjutkan, dari keluarga kedua belah pihak, tidak ada yang mendalami ajaran Islam fundamental dan sejenisnya. "Ya, kami heran, sedih. Kalau tahu begini, tentu akan dilarang," katanya dengan mata memerah.

Dia menyampaikan, keluarga baru tahu kabar Jusman dan keluarga menghilang dari televisi. Beberapa waktu setelah tersiar kabar, lelaki itu menyampaikan, petugas kecamatan dan kepolisian datang bergiliran.

"Mereka mau memastikan, Jusman dan keluarga tinggal di sini," ujar pria yang juga tinggal persis disamping rumah Jusman di Gang VII Nom or 28/A Jalan Kedungsroko, Surabaya, tersebut.

Pihak keluarga, kata dia, mengkhawatirkan anak-anak Jusman yang masih kecil. Keempat anak Jusman, masing-masing adalah Urayna Afra (17), Aura Kordova (9), Dayyan Akhtar (7), Humaira Hafsyah (1).

Jusman dikabarkan memisahkan diri dari rombongan dalam perjalanan wisata di Turki akhir Februari lalu. Jusman sekeluarga disebut-sebut menyeberang ke luar Turki untuk bergabung dengan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Ikuti Whatsapp Channel Republika